Selasa, 25 November 2014

PROFIL PONDOK PESANTREN TREMAS

PROFIL PONDOK PESANTREN TREMAS

Sebelum kita membicarakan tentang Pondok Tremas secara khusus, ada baiknya kalau kita mengenal daerah Pacitan dan perkembangan agamanya, sebab hal itu sangat erat hubungannya dengan berdirinya Pondok Tremas.
Pada abad ke XV M, bumi nusantara ini berada di bawah naungan kerajaan Majapahit, dan seluruh masyarakatnya masih memeluk agama Hindu atau Budha. Begitu juga dengan daerah Wengker Selatan atau juga disebut Pesisir Selatan (Pacitan) yang pada waktu itu masih dikuasai seorang sakti beragama Hindu yang bernama Ki Ageng Buwana Keling, yang dikenal dengan cikal bakal Pacitan.
Menurut silsilah, asal-usul Ki Ageng Buwana Keling adalah putra Pajajaran yang dikawinkan dengan salah satu putri Brawijaya V yang bernama Putri Togati. Setelah menjadi menantu Majapahit maka Ki Ageng Buwana Keling mendapat hadiah tanah di pesisir Selatan dan diharuskan tunduk dibawah kekuasaan Majapahit. Ki Ageng Buwana Keling berputra tunggal bernama Raden Purbengkara yang setelah tua bernama Ki Ageng Buwana Keling.
Kegoncangan masyarakat Ki Ageng Buwana Keling di Pesisir Selatan terjadi setelah datangnya Mubaligh Islam dari kerajaan Demak Bintara yang dipimpin oleh Ki Ageng Petung (Raden Joko Deleg/              Ki Geseng), Ki Ageng Posong (Raden Joko Puring Mas/ Ki Ampok Boyo) dan sahabat mereka Syeh Maulana Maghribi yang meminta Ki Ageng Buwana Keling beserta semua rakyat di Wengker Selatan untuk mengikuti dan memeluk agama Islam.
Namun setelah Ki Ageng Buwana Keling menolak dengan keras dan tetap tidak menganut agama baru yaitu agama Islam, maka tanpa dapat dikendalikan lagi terjadilah peperangan antara kedua belah pihak. Peperangan antara penganut agama Hindu ysng dipimpin oleh Ki Ageng Buwana Keling dengan penganut agama Islam yang dipimpin oleh             Ki Ageng Petung, Ki Ageng posong, dan Syeh Maulana Maghribi memakan waktu yang cukup lama, karena kedua belah pihak terdiri dari orang-orang sakti. Namun akhirnya dengan keuletan dan kepandaian serta kesaktian para mubaligh tersebut, peperangan itu dapat dimenangkan oleh Ki Ageng Petung dan pengikut-pengikutnya setelah dibantu oleh prajurit dari Adipati Ponorogo yang pada waktu itu bernama Raden Batoro Katong (Putra Brawijaya V).
Mulai saat itulah maka daerah Wengker Selatan atau Pacitan dapat dikuasai oleh Ki Ageng Petung, Ki Ageng Posong dan Syeh Maulana Maghribi, sehingga dengan mudah dapat menyiarkan agama Islam secara menyeluruh kepada rakyat hingga wafatnya dan dimakamkam di daerah Pacitan.
Demikianlah dari tahun ke tahun sampai Bupati Jagakarya I berkuasa (tahun 1826), perkembangan agama Islam di Pacitan Berkembang dengan pesat, bahkan tiga tahun kemudian putra dari Demang Semanten yang bernama Bagus Darso kembali dari perantauannya mencari dan mendalami agama Islam di Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo di bawah asuhan Kyai Hasan Besari. Sekembalinya beliau dari Pondok tersebut, di bawah bimbingan ayahandanya Raden Ngabei Dipomenggolo, beliau mendirikan Pondok di desa Semanten. Namun setelah kurang lebih satu tahun, beliau memutuskan untuk memindahkannya ke daerah desa Tremas.
Bagus Darso setelah dewasa mempunya nama lain KH. Abdul Manan. Sejak kecil beliau sudah terkenal cerdas dan sangat tertarik terhadap masalah keagamaan. Dalam masa remaja beliau dikirim oleh ayahnya         ke Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo. Selama di sana, beliau selalu belajar dengan rajin dan tekun. Karena ketekunan, kerajinan dan kecerdasan yang dibawanya sejak kecil, maka kepandaian Bagus Darso dalam menguasai dan memahami ilmu yang di pelajarinya melebihi kawan-kawanya. Setelah Bagus Darso merasa cukup ilmu yang beliau peroleh di Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo, akhirnya beliau kembali ke desa Semanten. Di Desa semanten inilah beliau kemudian menyelenggarakan pengajian yang sudah barang tentu bermula sangat sederhana. Karena semenjak di Pondok Tegalsari beliau di kenal sebagai seorang yang tinggi ilmunya, maka banyaklah orang pacitan yang mengaji pada beliau.
Dari sinilah kemudian di sekitar masjid didirikan Pondok untuk para santri yang datang dari jauh. Namun beberapa waktu kemudian Pondok tersebut pindah ke Desa Tremas setelah oleh ayahnya beliau dikawinkan dengan putri Demang Tremas Raden Ngabei Honggowijoyo. Sedangkan Raden Ngabei Ronggowijoyo itu sendiri adalah kakak kandung Raden Ngabei Dipomenggolo. Di antara faktor-faktor yang menjadi penyebab perpindahan Kyai Abdul manan dari Semanten ke Desa Tremas, yang paling pokok adalah pertimbangan kekeluargaan yang dianggap lebih baik beliau pindah ke Tremas. Pertimbangan tersebut adalah karena mertua dan istri beliau menyediakan daerah yang jauh dari keramaian dan pusat pemerintahan, sehingga merupakan daerah yang sangat cocok bagi para santri yang ingin belajar dan memperdalam ilmu agama.
Berdasarkan pertimbangan itulah maka kemudian beliau memutuskan pindah dari semanten ke Tremas dan mendirikan Pondok Pesantren yang kemudian dikenal dengan Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan hingga sekarang. Demikianlah sedikit sejarah berdirinya Pondok Tremas yang dipelopori oleh Kyai Abdul Manan pada tahun 1830 M.
Profil KH.Abdul Manan, Pendiri Pertama Pondok Tremas
Setelah membicarakan tentang sejarah singkat ddirikanya Pondok Tremas, alangkah baiknya kita lebih mengenal sosok pendiri Pertama Pondok Tremas Pacitan, KH. Abdul Manan Dipomenggolo. setelah hampir 200 tahun berlalu, terhitung sejak tahun 1850-an, pada tahun 2010 salah seorang santri Pondok Tremas yang kini melanjutkan studi di Kairo Mesir dan kini tinggal di mesir menemukan beberapa dokumen penting dari Kedutaan Besar RI di Mesir yang berhubungan dengan pendiri pertamanya yakni Simbah KH.Abdul Manan Dipomengolo. bahwa KH.Abdul Manan adalah salah satu generasi pertama orang indonesia yang pernah belajar di Universitas tertua di Dunia Universitas Al Azhar Kairo mesir pada sekitar tahun 1850an.
Berikut tulisan dan gambar tempat Simbah KH.Abdul Manan pernah menimba Ilmu di Al Azhar Kairo Mesir.
Dalam buku Jauh dimata Dekat dihati Potret Hubungan Indonesia – Mesir terbitan   KBRI Cairo 2010, di sebutkan  bahwa  komunitas pertama orang Indonesia di Mesir adalah  KH.Abdul Manan Dipomenggolo Tremas, hal itu terbukti dengan adanya Ruwak ( hunian ) yang bernama Ruwak Jawi, di masjid Al-azhar, di masjid ini ada  4 Ruwak yang masih ada, Ruwak Jawi, Ruwak Atrak ( turki), Ruwak Syami  (suria) dan Ruwak  Maghorobah (Maroko), beliau di Mesir sekitar tahun 1850 M, selama di Mesir beliau bertemu dengan  Grand Syeikh (Jabatan di atas Rektor) Ibrahim Al Bajuri, yaitu Grand Syeikh ke 19,  jadi wajar saja kalau tahun1860 an di Indonesia  sudah ditemukan kitab Fath al-Mubin syarah dari kitab Umm al-Barahin yang merupakan kitab karangan Grand Syeikh  Ibrahim Bajuri. (keterangan ini di ambil pada buku karangan Martin Van Bruinessen, seorang Orientalis yang lahir di  Schoonhoven, Utrecht,Belanda).
Berikut Gambar tempat dimana KH.Abdul Manan Dipomenggolo Pernah Tinggal Di Ruwak Jawi ( Asrama Jawa) didekat masjid Universitas Al Azhar Kairo Mesir
Masjidd
Masjid Al Azhar Kairo, Tempat KH.Abdul Manan pernah belajar ( Fhoto diambil Oleh Sdr. Akhmad Saufan, Alumni Dari Wonosobo Jateng )
rUWAK
Inilah tempat di mana Mbah Abdul Manan Tremas, pernah kuliah di Al-Azhar, beliau bertemu dengan Grand Syeikh Ke-19. Syeikh Ibrahim Al-Bajuri. tempat ini di namakan Ruwwak Jawi.
Ruwak ii
Ruwwak Maroko. sebelahnya persis dengan Ruwwak Jawwi. di dalam masjid Al-Azahar. Cairo.Mesir.
Ruwak turki
inilah Buku Jauh dimata Dekat dihati Potret Hubungan Indonesia – Mesir terbitan   KBRI Cairo 2010, Nama KH.Abdul Manan Dipomenggolo tercatat dibuku ini dan merupakan dokumen Resmi Negara Indonesia-Mesir.
Buku

Profil Pondok Pesantren Darul Huda, Manyak

Profil Pondok Pesantren Darul Huda, manyak

Pondok Pesantren Darul Huda adalah salah satu dari sekian banyak pondok pesantren yang ada di kabupaten Ponorogo. Berdiri sejak tahun 1968 M. Menggunakan metode salafiyah haditsah, dengan maksud bahwa Pondok Pesantren Darul Huda melestarikan metode lama yang baik dan mengembangkan metode baru yang lebih baik.
Metode ini diterapkan di Pondok Pesantren Darul Huda dengan bentuk pendidikan formal dan non formal.Adapun Pendidikan formal meliputi: MTs (sederajat SMP), MA (sederajat SMA), dan Madrasah Diniyah (MMH). Sedangkan pendidikan non formal diselenggarakan dalam bentuk pengajian kitab-kitab kuning ala salafi.
Dengan metode tersebut, santri Pondok Pesantren Darul Huda dapat mempelajari ilmu pengetahuan  agama Islam secara utuh, dalam arti tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam seperti : syari′at, tauhid dan tasawwuf dalam rangka″Tafaqquh fi diin″ tetapi juga mempelajari ilmu pengetahuan agama Islam yang bersifat umum seperti fisika, kimia, biologi dan lain-lain dalam rangka ″tafakkur fi kholqillah″. Sehingga dengan metode tersebut akan membentuk santri yang mempunyai jiwa keagamaan yang teguh serta dapat hidup secara fleksibel dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di zaman yang serba modern ini.
Metode yang digunakan di Pondok Pesantren Darul Huda adalah perpaduan antara Pesantren Salafiyah dan Modern (Ala Nahjis Salafiyatil Haditsah ) dengan berpedoman pada:
المحافظة على القديم الصالح و الاخذ بالجديد الاصلح
″Melestarikan (metode) lama yang baik dan mengambil (metode) baru yang lebih baik″
Dalam mengenal dan memahami keberadaan pondok pesantren Darul Huda ada satu hal yang wajib dimengerti dan dipahami, bahwa segala bentuk kegiatan dan peraturan yang ada di pondok pasti mempunyai tujuan yang baik dan demi kebaikan seluruh santri di masa yang akan datang.


Dianggit dari web http://darulhudamayak.com/, silakan kunjungi web tersebut untuk info lebih lanjut...

PROFIL PONDOK PESANTREN LANGITAN

 PROFIL PONDOK PESANTREN LANGITAN


Pondok Pesantren Langitan adalah termasuk salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Berdirinya lembaga ini jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu tepatnya pada tahun 1852 M, di Dusun Mandungan Desa Widang Kecamatan Widang Kabupaten Tuban Jawa Timur. Komplek Pondok Pesantren Langitan terletak di samping Bengawan Solo dan berada di atas areal tanah seluas kurang lebih 7 hektar serta pada ketinggian kira-kira tujuh meter di atas permukaan laut.
Lokasi pondok berada kira-kira empat ratus meter sebelah selatan ibukota Kecamatan Widang, atau kurang lebih tiga puluh iilo meter sebelah selatan i`ukota Kabupaten Tuban, juga berbatasan dengan Desa Babat Iecamatan Babat Kabupaten Lamongan dengan jarak kira-kira satu kilo meter. Dengan lokasi yang setrategis ini Pondok Pesantren Langitan menjadi mudah untuk dijangkau melalui sarana angkutan umum, baik sarana transportasi bus, kereta api, atau sarana yang lain. Adapun nama Langitan itu adalah merupakan perubahan dari kata Plangitan, kombinasi dari kata plang (jawa) berarti papan nama dan wetan (jawa) yang berarti timur. Memang di sekitar daerah Widang dahulu, tatkala Pondok Pesantren Langitan ini didirikan pernah berdiri dua buah plang atau papan nama, masing-masing terletak di timur dan barat. Kemudian di dekat plang sebelah wetan dibangunlah sebuah lembaga pendidikan ini, yang kelak karena kebiasaan para pengunjung menjadikan plang wetan sebagai tanda untuk memudahkan orang mendata dan mengunjungi pondok pesantren, maka secara alamiyah pondok pesantren ini diberi nama Plangitan dan selanjutnya populer menjadi Langitan. Kebenaran kata Plangitan tersebut dikuatkan oleh sebuah cap bertuliskan kata Plangitan dalam huruf Arab dan berbahasa Melayu yang tertera dalam kitab “Fathul Mu’in” yang selesai ditulis tangan oleh KH. Ahmad Sholeh, pada hari Selasa 29 Rmbiul Akhir 1297 Hijriyah.


 Pondok pesantren secara umum bagamanapun tipe dan latar belakangnya meletakkan pendidikan dan pengajaran sebagai tolak ukur bagi aktifitas-aktifitas lainnya. Dapat dikatakan bahwa pendidikan dan pengajaran merupakan jantung dan sumber kehidupan terhadap kelangsungan dan eksistensi sebuah pesantren.

1. TUJUAN
Tujuan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Langitan adalah tidak lepas dari tiga pokok dasar:
a. Membina anak didik menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan agama yang luas (‘alim) yang bersedia mengamalkan ilmunya, rela berkorban dan berjuang dalam menegakkan syiar Islam.
b. Membina anak didik menjadi manusia yang mempunyai keperibadian yang baik (sholeh) dan bertaqwa kepada Alloh SWT serta bersedia menjalankan syariatnya.
c. Membina anak didik yang cakap dalam persoalan agama (kafi), yang dapat menempatkan masalah agama pada proporsinya, dan bisa memecahkan berbagai persoalan yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat

2. METHODOLOGI
Sebuah program tanpa didasari oleh methode yang baik tidak akan berjalan efektif. Bahkan kadang-kadang dapat berbalik arah dari orientasi semula. Pondok Pesantren Langitan selama kurun waktu yang cukup panjang ini telah menerapkan beberapa methode pendidikan dan pengajaran dalam sistem klasikal (madrasiyah) dan non klasikal (ma’hadiyah).

A. SISTEM KLASIKAL (MADRASIYAH)

Sistem pendidikan klasikal adalah sebuah model pengajaran yang bersifat formalistik. Orientasi pendidikan dan pengajarannya terumuskan secara teratur dan prosedural, baik meliputi masa, kurikulum, tingkatan dan kegiatan-kegiatannya.
Pendidikan dengan sistem klasikal ili di Pondok Pesantren Langitan (baik pondok putra maupun pondok putri) telah berdiri tiga lembaga yaitu Al Falahiyah, Al Mujibiyah dan Ar raudhoh.
Lembaga pendidikan Al Falahiyah berada di pondok putra, lembaga pendidikan ini henjang pendidikannya mulai dari RA/TPQ dengan masa pendidikan selama 2 tahun, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, masing-masing masa pendidikannya 3 tahun.
Lembaga pendidikan Al Mujibiyah berada di pondok putri bagian barat. Adapun tingkat pendidikannya adalah mulai dari tingkat MI, MTs dan MA, masing-masing selama 3 tahun.
Lembaga pendidikan Ar raudhoh berada di pondok putri di bagian timur. Fase pendidikannya adalah mulai MI, MTs, MA, masing-masing selama tiga tahun.
Ketiga lembaga di atas satu sama lain memiliki kesamaan dan keserupaan hampir dalam semua aspek termasuk juga kurikulumnya, karena ketiganya berada di bawah satu atap yaitu Pondok Pesantren Langitan . Adapun kurikulum Pondok Pesantren Langitan dapat dibaca pada “Daftar Kurikulum Madrasah Al Falahiyah Pondok Pesantren Langitan”.
Sebagai penunjang dan pelengkap kegiatan yang berada di madrasah dan bersifat mengikat kepada semua peserta didik sebagai wahana mempercepat proses pemahaman terhadap disiplin ilmu yang diajarkan, maka di Pondok Pesantren Langitan juga diberlakukan ekstra kurikuler yang meliputi :
1. Musyawaroh atau Munadzoroh (diskusi)
Kegiatan musyawaroh berlangsung setiap malam mengecualikan malam Rabo dan malam Jum’at. Methode ini dimaksudkan sebagai media bagi peserta didik untuk menelaah, memahami dan mendalami suatu topik atau masalah yang terdapat dalam masing-masing kitab kuning.
Dari aktivitas ini diharapkan lahir sebuah generasi potensial yang memiliki pemikiran-pemikiran kritis dan berwawasan luas s%rta terampil dalam menyerap dan menggali suatu materi sekaligus mensosialisasikannya iepada masyarakat luas.

2. Muhafadhoh (hafalan)
Methodhe muhafadhoh atau hafalan adalah sebuah sistem yang sangat identik dengan pendidikan tradisional termasuk pondok pesantren. Kegiatan ini j5ga bersifat mengikat kepada setiap peserta didik dan diadakan setiap malam selasa. Adapun standart iitab yang dijadikan obyek hafalan (muhafadhoh) menurut tingkatannya masing-masing adalah ALALA, RO’SUN SIRAH, AQIDATUL AWAM, HIDAYATUSSIBYAN, TASHRIF AL ISTILAKHI DAN LUGHOWI, QOWAIDUL I’LAL , MATAN AL JURUMIYAH, TUHFATUL ATHFAL, ARBA’IN NAWWAWI, ‘I RITHI, MAQSHUD, ‘IDATUL FARID, ALFIYAH IBNU MALIK, JAWAHIRUL MAKNUN, SULAMUL MUNAWAROQ DAN QOWAIDUL FIQHIYYAH.

B. SISTEM NON KLASIKAL (MA’HADIYYAH)

Pendidikan non klasikal dalam Pondok Pesantren Langitan ini menggunakan methode wethon atau bandongan dan sorogan. Methode wethon atau bandongan adalah sebuah model pengajian di mana seorang kiai atau ustadz membacakan dan menjabarkan isi kandungan kitab kuning sementara murid atau santri mendengarkan dan memberi ma’na.
Adapun sistem sorogan adalah berlaku sebaliknya yaitu santri atau murid membaca sedangkan kiai atau ustadz mendengarkan sambil memberikan pembetulan-pembentulan, komentar atau bimbingan yang diperlukan. Kedua methode ini sama-sama mempunyai nilai yang penting dan ciri penekanan pada pemahaman sebuah disiplin ilmu, keduanya saling melengkapi satu sama lainnya.
Dalam pelaksanaannya qistem non klasikal (ma’hadiyah) ini dibagi menjadi dua kelompok:
1. Umum, yaitu program pendidikan non klasikal yang dilaksanakan setiap hari (selain hari Selasa dan Jum’at). Adapun waktunya beragam menyesuaikan kegiatan di madrasah. Pendidikan ini diasuh oleh Majlis Masyayikh, asatidz dan santri senior.
2. Tahassus yaitu program pendidikan khusus bagi santri pasca Aliyah dan santri-santri lain yang dianggap telah memiliki penguasaan ilmu -ilmu dasar seperti Nahwu, Shorof, Aqidah, Syariah. Program ini lebih populer disebut Musyawirin, diasuh langsung oleh Majlis Masyayekh. Adapun pelaksanaanya adalah setiap hari kecuali hari Selasa dan Jum’at, materi yang diajarkan adalah fan fiqh seperti Fathul Muin dan Mahalli, dan fan Hadits

Profil dianggit dari http://langitan.net/?page_id=79 info lebih lengkap kunjungi webnya... Rekomen dari Pangeran senja

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH

PROFIL PONDOK PESANTREN AL-ISHLAH 


معهد الإصلاح الإسلامى

PONDOK PESANTREN 
AL-ISHLAH


Berdiri di Atas dan Untuk Semua Golongan
Mencetak Muslim Benar dan Pintar
Mendidik anak menjadi cerdas nan kuat,
berhati khusyu' nan ta'at,
berperilaku baik nan manfa'at,
bekerja keras nan giat
dan aktifis perekat umat.

DENGAN SLOGAN:

ِخَـــيْرُ النَّـــــــــاسِ أَنْفَعُهُـــــمْ لِلنَّـــــــــاس

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfa'at bagi orang lain" 
(HR. Ath-Thabrani)

Sekretariat: Jl. Raya Km. 07 No. 17-19, Dadapan, Grujugan, Bondowoso, Jawa Timur 68261, Indonesia
Telp: (0332) 424027, 427320. Fax: (0332) 424027
Email: ppalishlahbondowoso@gmail.com

PENDAHULUAN


Pondok Pesantren Al-Ishlah adalah merupakan lembaga pendidikan yang semula bernama Pondok Pesantren Miftahul Ulum (kunci ilmu pengetahuan). Didirikan oleh KH. Muhammad Ma'shum pada tahun 1970 di Desa Dadapan, Grujugan, Bondowosodi atas lahan + 1/2 Ha, wakaf dari dua orang paman istrinya (Hj. Maimunah) yang bernama Bapak Ridin dan Bapak Ahad (H. Ahmad Fathurrazy) dengan sebuah masjid yang dibangun secara gotong royong oleh masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa Dadapan utara sungai (Dejeh Songai) yang sekarang berfungsi sebagai Gedung Serba Guna (GSG). Murid pertama 3 orang santri dengan sistem perndidikan tradisional (mengaji/sorogan).

Kini Pondok Pesantren Al-Ishlah telah memiliki lahan seluas +10 Ha dan berdiri di atasnya gedung-gedung yang cukup memadai. Berpengalaman puluhan tahun mendidik putra putri muslimin menjadi muslim benar dan pintar, mu'min mu'minah yang sholih sholihah, mushlih/reformis, cerdas, lugas, dan tegas dalam kebenaran. Banyak lulusannya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di berbagai PTN/PTS  baik dalam dan luar negeri, antara lain: UI, UNAIR, UIN, STAIN, STIT Al-Ishlah, UNMUH, UNEJ, UNM, UMM, Univ. Al-Azhar Cairo, Univ. Al-Iman Yaman dll. Ribuan alumninya tersebar ke seantero nusantara dengan berbagai latar belakan skill dan profesinya, namun hidupnya berorientasi pada perjuangan perbaikan. Perbaikan Kualitas Diri, Kualitas Ekonomi dan Kualitas social masyarakatnya sesuai tujuan Al-Qur’an dan Sunnah sehingga keberadaannya bermanfaat bagi orang lain dalam rangka menggapai ridho Alloh SWT.


TUJUAN
Pondok Pesantren Al-Ishlah didirikan dengan tujuan mencetak muslim Benar dan Pintar, mukmin yang sholih dan mushlih/aktifis perbaikan yang selalu memperbaiki Kualitas Diri, Kualitas Ekonomi dan Kualitas Sosial Masyarakatnya serta menjadi Muballigh perekat umat.


KURIKULUM
Kurikulum Pondok Pesantren Al-Ishlah adalah kurikulum Pondok Modern Gontor yang dikembangkan dan dipadukan dengan kurikulum Kementrian Agama (Kemenag), kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan tambahan muatan lokal yang diolah secara profesional.


LINGKUP KEGIATAN
Sebagai lembaga pendidikan, maka Pondok Pesantren Al-Ishlah telah menyelenggarakan kegiatan pendidikan sebagai berikut:
1. Kelompok Bermain Islam Terpadu (KBIT) Al-Ishlah
2. Taman Kanak-Kanak Islam terpadu (TKIT) Al-Ishlah
3. Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Al-Ishlah
4. Sekolah Dasar (SD) Plus Al-Ishlah
5. Kulliyatul Muballighien Al-Islamiyyah (KMI) Al-Ishlah, meliputi:
    - Madrasan Tsanawiyah (MTs) 
    - Madrasah Aliyah (MA) jurusan IPA
    - Program Takhasus
6. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Ishlah
7. Tahfidzul Qur'an dan terjemah
8. Pelatihan cara cepat membaca kitab kunig metode Tamyiz

Di samping   kegiatan   pendidikan,   Pondok   Pesantren  Al-Ishlah   juga   telah  melaksanakan kegiatan  sosial,  diantaranya  adalah pemberian beasiswa bagi pelajar/mahasiswa tidak mampu, bantuan pembinaan usaha ekonomis produktif dan pelatihan-pelatihan serta akses permodalannya, bantuan rehabilitasi sosial bagi para penyandang masalah sosial dan aksi-aksi operasi katarak massal, operasi bibir sumbing massal, pengobatan massal, sunatan/khitanan massal.


KEUNGGULAN-KEUNGGULAN
1. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al-Ishlah memadukan 3 model unggulan yaitu:
    - Ber'aqidah dan bersyari'ah sesuai Al-Qur'an dan  Sunnah Shohihah.
    - Proses belajar mengajar dan disiplin pondok menggunakan sistem     pendidikan Pondok  Modern Gontor. 
    - Tata krama atau adab sopan santun sehari-hari sesuai prinsip-prinsip     akhlakul karimah (Tradisional Islami/Salaf).

2. Lulusan Al-Ishlah mempunyai prinsip hidup yang jelas, benar yaitu bertujuan mengabdi kepada Allah SWT  dengan berpedoman kepada petunjuk dalam Al-Quran serta bertauladan kepada perilaku Rasul Allah dan senantiasa bekerja keras menegakkan haq/kebenaran dan siap berkorban, harapannya akhir kehidupannya happy ending dalam jalan Allah.

3. Menjadi da'i dan muballigh  perekat ummat.

4. Berbudi luhur dan senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip kesholihan serta senantiasa melaksanakan ibadah-ibadah sunnah (sholat malam, Sholat Dluha, puasa senin - kamis, puasa putih dll)

5. Mampu berbahasa Arab dan Inggris (Ada kewajiban berkomunikasi bahasa Inggris dan Arab serta latihan pidato).

6. Mempunyai Life Skill, Kemampuan Management, Leadership (ada Pelatihan)

7. Hafal  Al - Quran 4 Juz minimal dengan bacaan sesuai tajwid dan terjemah harfiyah dan  murodiyah.

8. Bagi santri lulusan KMI dapat melanjutkan ke Fakultas Eksakta maupun Sosial (Fak. Kedokteran, Fak. Teknik Perkapalan, Fak. Teknik Kimia, Akademi Militer, Fak. Keagamaan dan fakultas-fakultas lainnya) karena MA. Al-Ishlah mengambil program jurusan IPA.

9. Bagi Santri lulusan STIT (Sarjana Strata I) dapat melanjutkan program S-2 dengan bea-siswa di beberapa PTN/PTS di dalam maupun luar negeri, antara lain; Universitas Al-Auza’iy Lebanon, Kolej University Islam Selangor     Antar Bangsa - Malaysia dan Universitas Islam di Yaman.


FASILITAS
Fasilitas di Pondok Pesantren Al-Ishlah sebagai Islamic Boarding School  pada saat ini   walau sederhana  dan belum  lengkap  seratus persen namun boleh dibilang cukup memadai  dengan  garis  demarkasi  yang jelas antara kawasan  santri putra dan kawasan santri putri, di antaranya :
1. Asrama Putra
2. Masjid Putra
3. Asrama Putri
4. Masjid Putri
5. Gedung Sekolah Putra
6. Gedung Sekolah Putri
7. Laboratorium Bahasa, Komputer dan Micro Teaching
8. Kantor, Gedung Pertemuan Serba Guna, Perpustakaan, Ruang Inap wali santri putra dan wali santri putri.
9. Sarana Kesenian dan Olahraga Putra
10. Sarana Kesenian dan Olah Raga Putri
11. Ambulance yang siap 24 jam untuk melayani santri sakit
 
 
Profil ini dianggit dari http://ppalishlah.blogspot.com/p/profil.html, link share dari salah satu alumninya, Muhammad Rasyid Rido . Info lebih lengkap kunjungi laman tersebut...

Kamis, 13 November 2014

Ini Impianku, Mana Impianmu?

Ini Impianku, Mana Impianmu?


Ini adalah hasil event GSM 4.Mohon bantu Aamin-kan ya...

Fatcha Qolba

Impianku saat ini adalah menjadi penulis profesional. Penulis handal, dimana
karya-karya saya dapat membawa manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Mungkin berlebihan, tapi itulah mimpi saya. Dengan belajar menulis lewat
group-group online saya berusaha mewujudkan impian saya.
Saya juga ingin mempunyai sejenis bangunan bertingkat. Dimana lantai
pertama adalah sebuah warung sejenis warung makan atau restoran. Lantai 2
sejenis toko kecil atau mini market. Lantai 3 sejenis toko buku. Dan
yang terakhir adalah perpustakaan pribadi yang banyak dikunjungi orang.
Lewat menabung dan doa-doa saya, semoga Allah memberikan restu-Nya.
Semoga...

email: mum_fatikha@yahoo.com

Soelsepatoe Soeszhyy Patdhien “Impianku”
Sejak kecil, saya selalu memimpikan mengajar di depan kelas. Menua bersama dengan anak-anak didik saya. Melihat mereka tumbuh dan menggapai impian. Ya, saya ingin menjadi seorang guru. Saat ini, untuk mewujudkannya, saya menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tepatnya Universitas Negeri Semarang program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Impian lain saya selain menjadi guru adalah menjadi reporter harian nasional, Kompas. Kesukaan dalam bidang jurnalistik muncul sejak menjadi anggota magang UKM Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes. Jurnalistik sangat menarik dan menantang. Saya bertemu banyak orang. Mewawancarai mereka. Menuliskan berita, lantas menerbitkannya untuk para pembaca. Sangat menyenangkan.
Terakhir, saya ingin menjadi seorang penulis. Impian yang saat ini mulai saya tapaki jalannya. Sudah dua tahunan ini saya berjuang dalam bidang tulis menulis. Perlombaan demi perlombaan saya ikuti. Sesekali menang, tetapi lebih banyak kalahnya. Meski begitu saya yakin akan suatu petuah dari seseorang yang mengajarkan saya tentang hakikat menjadi seorang penulis. “Menjadi penulis tidaklah mudah. Hanya orang-orang yang membanting tulangnya lebih keras dari kebanyakan oranglah yang akan berhasil.” Saat ini saya telah memiliki empat antologi dan sedang menyelesaikan sebuah novel.
Email: susilestari51@yahoo.com

Muhimah Al-Muttahada "Impianku" |
Aku ingin menguasai berbagai bahasa dunia. mengenal banyak budaya yang ada di bumi nusantara. alasan saya ingin menguasai berbagai bahasa adalah karena dengan bahasa kita bisa membuka jendela dunia dengan mudah. dan sekarang saya baru menguasai bahasa arab(25%) dan bahasa inggris(30%), dan saya saat ini sedang proses belajar bahasa urdu dari teman fb saya yang bernama Quazi Farhat. (muhim.ida@gmail.com)


Eydougawana Nienaeluphz'Allah Ampeehmatii
 impian Q Ingn menjdi seorang penulis, Yg Bukan hanya membuat tulisan'' Tpi Jga Ingn menginspirasi Byk org tentu'a InsyaAllah. Ingn memiliki perpustakaan sendiri, & Lw bsa membuat taman bacaan, Meski saat ini impian Q belum terwujud' Tpi aQ percaya suatu saat nanti AQ bsa mengapai'a. Memang usaha yg t'Lah Q lakuin Tak sebesar impian Q. krn AQ Tw smua butuh proses' Dg menulis tulisan kecil & beberapa puisi yg sering AQ post Lw fb' & belajar dri Buku'' yg pernah Q baca, AQ pastI bisa membuat tulisan Dg Tangan Q sendiri, Dan sya Jga memiliki cita'' Agar bsa menjdi penghafal al Qur'an Agar sya bsa melihat k2' org tua sya d'pakaia kan mahkota dari surga o/ Allah Aamiin Email ninapuspita167@ymail.com

She Fa
 Impianku yang pasti bisa membahagiakan orang tua. Impian itu udah jadi prioritas sejak dulu,bahagianya bukan hanya dari materi tapi rasa bangga juga.bangga atas apa yang bisa saya capai.apa yang sudah saya lakukan yaitu belajar dengan tekun di sekolah supaya bisa mendapatkan prestasi akademik yang bagus. Impian saya yang lain yaitu menjadi penulis. Alasannya dengan menjadi penulis, kita bisa membagi pengetahuan yang kita tau yang mungkin belum diketahui oleh pembaca, alasan lain yaitu ingin mencerdaskan generasi muda indonesia. saya ingin meningkatkan minat anak-anak untuk membaca. selain itu saya juga ingin membagikan buku gratis kepada anak-anak yang kurang mampu,misalnya anak jalanan. karena saya yakin mereka sebenarnya minat membaca bacaan yang benar-benar ada manfaatnya, hanya saja kurangnya buku bacaan yang mereka punya menjadi alasan lain mereka kurang tertarik dengan membaca. semoga impian saya bisa tercapai. aamiin  shifairohtanti@gmail.com
9 Agustus pukul 16:30 • Suka

Norlatifah Octavia
Impianku? Sebenarnya ada banyak sekali… Pertama, aku ingin menjadi penghafal Al-Qur’an, usaha untuk mencapainya aku berusaha untuk memperbaiki bacaan-bacaan surah-surah pendek dulu. Impian yang ini pasti perlu perjuangan, apalagi kalau sudah hafal, perlu untuk tetap menjaga hafalannya. Do’akan aku bisa yaaa mencapai impian ini, aaamiiin
Aku juga ingin menjadi Psikolog yang fokus pada Pendidikan dan anak-anak. Cara untuk mencapainya, aku berusaha untuk bekerja sejalur dengan impianku, Alhamdulillah sekarang aku bekerja di bidang Pendidikan. Untuk jadi Psikolog, aku harus S2 dulu, nah yang ini masih dalam proses, do’akan saja yaaa
Impian selanjutnya, aku ingin jadi seorang dubber kartun. Impian ini hadir sudah sejaaak lama, mungkin jauh sebelum aku ingin jadi Psikolog, hehehe… Impianku lagi-lagi berhubungan dengan anak-anak. Aku suka anak-anak karena rasanya menyenangkan ada di dunia mereka. Dubber itu menghibur, bahkan sangat menghibur, bagiku  Cara untuk mencapainya, mungkin karena daerah tempat tinggalku masih belum akrab dengan kata dubber. Maka masih sulit untuk mencari informasi langsung. Jadi, aku cari info lewat internet dan tak lupa aku rajin nonton kartun plus pura-pura jadi dubber. Hihihihi
Aku juga sangat ingin punya Yayasan Pendidikan dan Yayasan Kemanusiaan. Alasannya karena akan sangat menyenangkan kalau bisa berbagi dengan sesama. Kalau punya yayasan sendiri, kapan saja bisa mengunjungi dan melakukan program dengan kreasi sendiri  Cara menggapainya masih berusaha berkecimpung dengan hal-hal yang berhubungan dengan yayasan, selanjutnya ingin mempelajari bagaimana cara mendirikan yayasan
Semoga impian-impian kebaikan yang kita cita-citakan tercapai semua, aaamiiin yaaa rabbal’aaalamiiin
norlatifahoctavia@gmail.com

Dian Rahmawati
Impianku aku in gin menjadi seorang motivator yang kan selalu berbagi semangat, inspirasi, harapan untuk menjadi yang terbaik. Usaha yang sudah dan akan selalu kulakukan adalah belajar. Belajar segsla sesuatu yang memang dibutuhkan untuk meraih impianku. Belajar berkomunikasi, bahasa, memperluss wawasan terutama yang menjafi fokus utamaku yaitu pemberdayaan keluarga melalui pelatihan-pelatihan, betbagi dg ahlinya, membaca Buku dsb.
Slain itu Baku jug a bermimpi menjadi seorang penulis motivator. aku selalu belajar menulis me ski otodidak. Kutuliskan apapun yang kurasa, kulihat maupun kudengar sehingga orang Lain yang membaca akan menemukan Hikmah melalui tulisanku.

Email : melukiswarna2@gmail.com

Alfan Nehwal
 Berbicara tentang impian dan mimpi tentunya tak sedikit yang ingin ku wujudkan. Terlebih lagi jika memang harus ditulis dalam daftar mimpi. Tapi, ada beberapa impian yang membuatku harus mengenggamnya kuat, dan menyakinkah bahwa mimpi ini harus terwujud. Menjadi seorang jurnalis adalah salah satu dari impian yang selalu terrekam dalam memori dan setiap jejak langkah adalah suatu berita yang harus diabadikan, agar ada sedikit kenangan yang kan diberikan kepada anak cucu kelak. Mungkin tahun ini adalah era di mana revolusi media yang selalu didengungkan bahkan selalu dibilang adalah raja dari sebuah era yang selalu berganti. Profesi yang mulai diminati banyak pihak, namun juga dibenci oleh beberapa pihak. Dan itu sudah menjadi bagian dari resiko.

Saat ini aku tengah menempuh kuliah di jurusan llmu komunikasi, di mana didalamnya ada bagian tentang jurnalistik juga. Untuk itulah aku mencoba untuk giat berusaha mwujudkan mimpi dengan menulis, membaca, melihat dan mendengarkan. Keempat elemen itulah yang akan menghantarkan pada jalan kesuksesanku dengan menggunakan sebaik-baiknya.
anisaalfinurfadila@yahoo.co.id


Rahmi Fauziah Salma
Anakku,
Mujahidku dan syafaat bagiku.
Impian terbesarku hanya satu..
Sebagai seorang ibu, aku hanya ingin bisa menjadi saksi akan kesuksesan anak-anakku dalam urusan dunia dan akhirat mereka. Di zaman ini, saat kebanyakan orangtua hanya menuntut kesuksesan duniawi, mungkin aku termasuk golongan orangtua yang sedikit. Orangtua yang juga menuntut kesuksesan ukhrawi dari para putranya.
Itulah mengapa sejak awal kelahirannya aku dan suamiku menyelipkan seuntai doa dalam rangkaian namanya yang gagah. El-Syarief Khaled Dragunov, begitulah suamiku menamai putra pertama kami.
Dalam rangkaian namanya, aku mengimpikan agar suatu saat dalam hidupnya ia mampu mengurai do'a yang tersisip dalam namanya.
El-Syarief
Merupakan gelar kehormatan ahlul bayt Rasulullah dari keturunan Aliy ibn Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra.
Khaled
Nama seorang panglima perang ummat Islam yang legendaris dan terkenal sebagai ahli strategi. Nama dari seorang yang dianugrahi oleh Rasulullah dengan gelar Sayfullah al-Maslul, sang pedang Allah yang terhunus.
Dragunov
Merupakan bahasa Rusia yang dalam bahasa Arab disebut al-Fursan yang berarti satria berkuda. Kata yang diambil dari Snayperskaya Vintovka Dragunova (SVD), sebuah senapan runduk otomatis yang pada zamannya terkenal dahsyat ketahanannya serta memiliki kualitas akurasinya yang tinggi.
Ya...
Kami berharap besar
Kelak suatu saat nanti dia dapat menjadi seorang mujahid. Bukan sekedar pejuang yang tangguh dalam mengarungi kehidupan, tapi juga sebagai mujahid yang harus siap menenteng senjata dalam mengarungi area qital melibas musuh-musuh Allah dan RasulNya.
mujahidah.no1@gmail.com

Srea
IMPIANKU | Menjadi seorang wanita karir dan ibu rumah tangga yang baik. Dan untuk mencapai semuanya, sekarang saya fokus kuliah di jurusan farmasi, semoga bisa jadi apoteker yang profesional, lalu memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang penulis, karena menulis adalah hobi saya, untuk mencapainya saya sempatkan membaca buku setiap hari dan mengikuti ajang lomba kesusastraan seperti lomba cipta puisi, cerpen dan novel untuk mengasah kemampuan menulis. Disamping itu, saya sedang belajar memasak dan menjadi pribadi yang disenangi anak-anak sebagai usaha untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik nantinya. Semoga Allah mengabulkan impian saya dan impian sederhanaku ini segera mewujud, Aamiin Yaa Rabbal'alamiin..  ->> sreawahyunea@gmail.com

Saepullah Abu Zazawafathir
 Impian saya menjadi penulis . Langkah2 yg sy cb utk meraihnya : 1. Mengikuti acara bedah buku / seminar / pelatihan kepenulisan. Hal ini bisa meransang utk tetap aktif dan memiliki pembaruan dlm bahan tulisan. 2. Membaca, penting banget untuk membaca krn menambah wawasan utk bahan tulisan jg tentunya. 3. Mencoba merancang bahan tulisan dg langkah2 yg selayaknya seperti membuat outline/sinopsis utk dikembangkan menjadi tulisan.. Itu saja langkah2 yg sy cb lakukan. Doakan smg buku2 / tulisan yg sy tulisa bisa bermanfaat utk Dinul Islam.. Amiinn..

Saepullah Abu Zazawafathir email : quwasa@yahoo.co.id

Negri Syefri
 Cita-cita saya ingin jadi penulis. Usaha yang saya lakukan untuk menggapai cita-cita itu antara lain:
* Banyak belajar melalui grup-grup kepenulisan di facebook.
*Banyak membaca karya para senior.
*Berdiskusi dengan teman yang mempunyai minat serupa dan ketertarikan dengan dunia literasi.
*Sebisa mungkin mendisiplinkan diri dengan mengikuti event-event menulis.
*Terus belajar dan berproses untuk memperbaiki tulisan, bertekad untuk menghasilkan karya yang baik.
*Tak lupa memohokan restu pada Allah SWT agar memberikan kemudahan jalan, memohon doa dan dukungan orangtua serta keluarga. Semoga cita-cita saya bisa terwujud, aamiin ya Allah...

email: adeksyefri96@gmail.com


Khoiriyyah Azzahro
Impian saya yang sangat 'menggoda' saya sedari dulu adalah memiliki semacam rumah atau taman baca untuk semua kalangan. Tidak hanya untuk anak-anak (selama ini taman baca kan identik dgn bacaan komik untuk anak-anak) namun juga untuk remaja hingga dewasa. Selain taman baca juga akan Άϑä mobil baca semacam perpustakaan keliling yang menyediakan beragam bacaan. Mobil baca ini akan berkeliling ke sekolah-sekolah SD, SLTP, SMU terutama yang tak memiliki perpustakaan sekolah. Setiap minggu akan diadakan pembacaan dongeng bagi anakanak dan nukilan novel untuk remaja. Ada juga kuis berhadiah pabila mampu meresensi buku yang telah dibacanya. Hadiahnya akan bertambah pabila resensi tersebut berhasil dimuat di media massa. Akan Άϑä juga kunjungan mobil baca ke daerah terpencil setiap bulannya.
Upaya yang sudah mulai saya lakukan untuk mewujudkan impian ini adalah dengan merawat bukubuku koleksi saya agar dapat disumbangkan untuk program impian saya ini. Saya juga akan berupaya mencari sponsor/dukungan dari beberapa penerbit. Selain itu saya juga mulai menabung untuk mewujudkan impian saya ini.
khoiriyyahazzahro@ymail.com

Munika Duri
 Salah satu impian saya adalah menjadi seorang penulis. Impian ini makin menjadi-jadi setelah saya mendengarkan cerita motivasi dari guru besar UIN Malang yang mana beliau sudah menulis sejumlah ratusan artikel. Pak Yogi, begitu sapaannya rutin menulis setiap selesai melaksanakan qiyamul lail. Beliau meminta kami untuk mencobanya dan meyakinkan bahwa jika hal tersebut dilaksanakan secara istiqomah selama 40 hari, maka untuk kedepannya hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan.
Semangat saya pun menggebu-gebu untuk mencobanya. Ternyata pada hari pertama benar-benar tak semudah yang saya bayangkan. Saya hanya melongo memandangi layar putih Microsoft word tanpa ad aide untuk dituangkan. Akhirnya terngiang lagi pesan Pak Yogi bahwa menulis itu diawali dari sederhana mulai dari kata menjadi kalimat lalu paragraph dan buku. Akhirnya dengan perasaan ragu, jari saya pun mulai menari di keyboard antara huruf dan delete. Jadi begitu saya mulai mendapat ide dan menuliskannya, secepat itu pula perasaan ragu datang dan membuat saya menghapus kembali apa yang saya tulis. Saya mulai berpikir ternyata benar-benar tak semudah yang saya bayangkan, akhirnya saya pun malah menulis curhatan atas kesulitan saya itu.
Untunglah saya bukan orang yang gampang menyerah. Saya pun berusaha mencari tips-tips dari google dan belajar menulis dari awal secara otodidak dengan mengkombinasikan berbagai tips. Dari beberapa yang saya ingat dan saya terapkan adalah : tulislah apa saja yang mengalir dipikiran dan kita bisa mengeditnya belakangan. Saya pun belajar, belajar dan terus mencobanya setiap hari, menjadwalkan menulis sebagai rutinitas wajib saya. Dan benar saja apa yang disampaikan pak Yogi, setelah terbiasa menulis, jemari kita akan biasa berjalan sendiri diatas keyboard. Saya merasa senang sekali karena tadinya hanya bisa menulis beberapa kalimat dan paragraph pada akhirnya mulai bisa menyelesaikan cerpen, puisi, artikel walaupun semuanya berisi tulisan ngawur.
Setelah terkumpul tulisan cukup banyak saya pun mulai membutuhkan seorang pembaca yang mau mengkritik karya saya. Saya pun ‘memaksa’ orang terdekat seperti adik dan teman-teman untuk membacanya lalu mengoreksi kekurangannya. Eh, mereka malah menyarankan untuk mempublishnya. Saya pun iseng mengirimkannya ke media cetak karena berpikir saya tidak kenal redaksinya sama sekali, jadi tidak masalah. Akhirnya berbekal alamat dari google (lagi), saya nekat mengirimkannya via e-mail. Mulanya ketir juga saat mendapat balasan penolakan, tapi berpedoman pada ‘ditolak satu, hujani dengan seribu karya’, saya pun mengabaikannya dan mencoba menghasilkan karya yang lebih bermutu. Di pihak lain saya berpikir, ditolak lebih baik daripada yang tidak dibalas sama sekali hingga membuat saya berharap terus. Tapi lagi-lagi saya menemukan motto dalam hal ini ‘write, send, forget’ yaitu tulis, kirim dan lupakan.
Singkat cerita, usaha saya mulai membungakan hasil. Suatu siang sepulang sekolah, tiba-tiba ada seorang tukang pos yang bertanya pada saya dimana rumahnya saudari Munika, lalu saya menjawab dengan geje-nya ‘saya sendiri. Ternyata pak Pos tercinta menyampaikan wesel dari Koran Minggu Pagi yang katanya berisi Rp. 658.000, saya pun berjingkrak tapi begitu melihatnya ternyata nol-nya tinggal dua alias cuma Rp. 65.800. Yah, walau mungkin tak seberapa tapi rasa senenganya ngalahin kejatuhan pohon durian. Alhasil uang itu habis tak tersisa untuk mentraktir teman-teman yang selama ini menjadi pembaca paksaan.
Hingga kini Alhamdulillah ada tiga karya yang pernah dimuat di Koran lokal meski saya nggak pernah tahu seperti apa ‘dia’ disana. Beberapa cerpen anak saya juga memenangkan lomba dan Alhamdulillah kemarin buku aktifitas PAUD saya akan diterbitkan. Sekarang saya masih belum bisa mempunyai novel, tapi suatu hari nanti saya pasti bisa mewujudkannya. Semoga saja. Email : monics123@yahoo.com ***


Sofie Laurina
 Menjadi guru adalah salah satu keinginanku yang telah ada sejak kecil. Mungkin karena terinspirasi oleh guru TK ku yang sabar, baik, ramah dan sangat telaten walaupun harus menghadapi anak-anak yang bandel dan cengeng. Berbeda sekali dengan salah satu guruku di Sekolah Dasar yang terkenal galak, raja tega dan suka main tangan. Banyak anak yang ketakutan baik saat beliau mengajar di kelas maupun saat berpapasan di luar kelas. Hal itu membuat kelas terasa menegangkan dan pelajaran malah semakin sulit dipahami, apalagi beliau sangat jarang tersenyum. Aku masih ingat betul saat aku lupa membawa perlengkapan untuk praktek IPA, aku tidak diperbolehkan mengikuti pelajarannya sehingga aku harus pulang untuk mengambilnya. Padahal jarak rumah ke sekolah lumayan jauh. Sesampainya di rumah aku malah dimarahi dua kali oleh ibuku yang menganggapku ceroboh. Setelah kejadian itu, aku jatuh sakit hingga kira-kira seminggu. Akhirnya setiap pelajaran beliau, aku hampir tak berani bergerak atau penggaris akan mampir ke tangan seperti nasib temanku lainnya. Bahkan untuk bernapas pun sepertinya kami harus sangat berhat-hati.
Sejak saat itu pula aku berjanji dalam diriku untuk menjadi guru yang baik, bukan hanya dalam memberikan materi pelajaran tapi juga dalam sikap dan sifat tentunya. Aku tak ingin menjadi ‘hantu’ bagi muridku kelak dimana kelas menjadi sepi dan lenggang seperti kuburan. Aku ingin menjadi guru yang adil dan perhatian bagi semua siswa-siswinya sehingga tak ada kata ‘pilih kasih’. Aku ingin menjadi guru yang inspiratif dan menyenangkan yang bisa membuat suasana kelas tetap hidup dengan celotehan cerdas oleh anak didikku kelak.
Walau saat ini aku tengah kuliah, namun aku sudah belajar sedikit banyak dengan membantu kakakku mengajari murid les nya di rumah. Dengan begitu aku sekaligus belajar menjadi guru yang disenangi anak didiknya sekaligus menjadi guru sebagai uswah yang baik. Bukankah seperti pepatah jawa guru itu digugu lan ditiru, jadi guru tidak hanya bisa bicara panjang lebar soal materi tapi yang paling penting adalah contoh langsung yang dicerminkannya dari tingkah lakunya sehari-hari. Memang semua itu tak mudah, namun bila aku mau belajar, pasti semuanya akan tergenggam ditangan. InsyaAllah.
Email: sofielau02@gmail.com


Kanata
Menjadi Seorang Perawat bukanlah Cita-citaku sejak kecil. memikirkannya saja tidak pernah terlintas dibenakku. aku hanya ingin menjadi seorang Penulis. menghabiskan waktuku dengan lembaran kertas dan menghasilkan uang yang banyak dari tulisan-tulisanku. namun seiring waktu, aku mulai tertarik dengan Dunia Kesehatan. apalagi ketika Ayah yang kusayang Sakit dan harus menjalani sisa hidupnya Di Rumah Sakit. awalnya aku jijik dan aku merasa tidak nyaman dengan bau khas Rumah sakit serta semua hal yang kutemukan disana. tapi aku berusaha membaurkan diri dengan kehidupan Rumah sakit. aku Mencintai Ayahku. dan aku menghabiskan waktu untuk merawatnya. aku membantu pekerjaan Kakak Perawat yang merawat Ayahhku. aku mulai rajin bertanya-tanya tentang dunia keperawatan. dan akhirnya hal yang dulunya membuatku tidak nyaman menjadi hal yang sangat kusukai. aku suka semua yang ada dalam diri Perawat. Perawat itu membantu merawat dan menghibur orang-orang sakit dengan tulus. bayangkan saja betapa Mulianya tugas mereka, mereka tidak segan-segan membersihkan kotoran orang sakit, bersentuhan dengan pasien-pasien penyakit menular bahkan mereka sekuat tenaga melakukan bantuan hidup dasar ketika pasien-pasiennya berada diambang maut. mereka juga selalu ada untuk menghibur dan memotivasi para pasien dan keluarganya yang merasa putus asa karena penyakit yang tak kunjung sembuh. ketika akhirnya ayahku meninggal, aku dan keluargaku dapat menerima kepergian Ayah dengan ikhlas karena selama hidupnya ayah dirawat oleh orang-orang yang tulus, yaitu Perawat. Setelah kematian Ayah, aku merasa bahwa aku pun harus menjadi Orang tulus seperti Perawat. aku ingin menghabiskan kehidupanku untuk merawat dan menghibur orang-orang sakit disekitarku. aku ingin menjadi motivator bagi mereka yang lemah dan merasa tidak berdaya. aku ingin mereka lupa dengan sakitnya ketika ada aku disamping mereka. dan aku ingin menjadi orang pertama yang tersenyum bahagia ketika mereka yang kurawat dengan tulus dinyatakan sembuh oleh dokter. dan akhirnya menjadi Perawat adalah Pilihan Terbaik dalam hidupku. aku pun menjalani Pendidikan keperawatan di Akper Kesdam I/BB P. Siantar selama 3 tahun. disana aku benar-benar ditempah menjadi manusia yang sabar, kuat dan telaten. Sekarang aku telah menjadi seorang Perawat disalah satu Rumah Sakit Swasta di kotaku. dan aku tidak pernah lupa akan Sumpah Perawatku. aku juga tidak lupa bahwa aku masih mempunyai satu lagi impian dalam hidupku, yaitu menjadi seorang Penulis. aku akan memulainya lagi dari sekarang. aku akan merawat pasien-pasienku dan menuliskan kisah hidup mereka dalam ceritaku sebagai motivasi bagi orang banyak. Susah sih, tapi akan kucoba... dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk memulainya lagi setelah bertahun-tahun vakum menulis. Sekarang akan kumulai dari event ini  #Impianku Email: Siskahotrinatasimamora@gmail.com

Laila Rahma Sr.
Awalnya, jadi penulis bukanlah hal yang aku cita-ctakan. Aku menulis hanya karena hoby. Suatu hari, tepatnya ketika kelas tiga SMP aku membaca sebuah majalah. Semua tulisannya menarik, terutama cerpen. Aku mulai terfikir untuk menulis cerpen sebagus yang ada di majalah dan berharap tulisanku bisa dibaca banyak orang.
Aku sering ikut diskusi kepenulisan. Banyak ilmu yang kudapatkan. Setelah itu aku mulai percaya diri ikut llomba kepenulisan meski pun lebh banyak gagal daripada lolosnya.
Tak mudah untuk menggapainya impianku, apalagi di lingkungan tempat tinggalku menjadi penulis adalah hal yang tabu. Aku sering diejek karena bercita-cita menjadi penulis. Mereka menganggap menjadi penulis hanya untuk orang-orang yang tinggal di perkotaan saja, bukan orang yang lahir dan tinggal di desa terpencil sepertiku.
Ketika hambatan dan rintangan datang tiada henti, aku sempat menyerah. Bahkan sempat berfikir untuk membenarkan perkataaan mereka, bahwa bahwa orang sepertiku tak boleh punya impian menjadi penulis. Tapi anehnya, setiap kali aku menyerah, setiap itu pula ada harapan baru, penyemangat baru. Seolah tak mengizinkanku untuk menyerah menggapainya. Hingga suatu hari, tulisanku menang dalam sebuah lomba kepenulisan kemudian dibukukan dalam bentuk antologi, sungguh hal sangat membahagiakan. Aku seperti menemukan titik terang dalam perjalanan menggapai impian. Telah kubuktikan pada mereka bahwa aku mampu menggapai mimpi-mimpiku.
Semua orang boleh punya impian, apa pun itu. Terlepas mampu atau tidaknya meraih impian adalah tergantung bagaimana usaha dan doa yang kita lakukan. Jika sudah maksimal, hasilnya insyaallah akan memuaskan walaupun tak sesuai dengan harapan. Yang terpanting adalah prosesnya, karena dibalik proses selalu ada ilmu yang akan kita dapatkan.
email: lailarahma700@yahoo.co.od

Mayliya Rahmatullayli
 Impian saya antara lain: 1. Mendapatkan beasiswa untuk studi S2 di Universitas Leiden, Netherlands. Saat kuliah disana ingin kerja part time dan hasilnya akan saya gunakan untuk umroh/ naik haji bareng kedua orang tua. Usaha yang saya lakukan diantaranya, mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa, meminta informasi dari pihak Universitas Leiden melalui email, cari ‘networking’ yang luas yang sekiranya dapat memberikan saran untuk kita ketika apply beasiswa.
2. Ingin menjadi ibu yang baik bagi anak-anak saya nantinya, ingin menjadi istri yang solehah buat suami saya. Usaha yang saya lakukan untuk mencapai hal tersebut banyak membaca buku yang membahas tentang parenting ala Rasululloh dan membaca buku tentang islam dari segala aspek/ bidang agar bisa mendidik anak saya dengan baik, karen seorang ibu adalah guru/ sekolah pertama bagi anak-anaknya. Mempelajari kitab ‘uqudullijain yang membahas tentang hak dan kewajiban seorang istri terhadap suami, demikian juga sebaliknya, agar bisa menjadi istri yang baik menurut islam.
3. Ingin mendirikan Taman Baca Masyarakat/ Rumah Baca khususnya untuk anak-anak agar bisa mendidik mereka dan membiasakan mereka untuk membaca buku. Agar ketika mereka dewasa nanti buku akan menjadi kebutuhan primer bagi mereka. Usaha yang saya lakukan untuk mencapainya mengumpulkan buku sebanyak-banyaknya, sering-sering ikutan kuis yang berhadiah buku. Selain itu, belajar mengelola rumah baca atau taman baca masyarakat dari yang sudah berpengalaman, dan mulai mencari modal dan sponsor sebanyak-banyaknya.
4. Ingin menjadi seorang penulis, karena buat saya, menjadi seorang penulis itu mempunyai kenikmatan tersendiri. Ketika kita tidak bisa mengungkapkan sesuatu melalui lisan, kita bisa mengungkapkannya melalui media tulisan. Dengan tulisan kita bisa menyalurkan berbagai ide, gagasan, opini lebih terasa bebas dibandingkan menyampaikannya dengan lisan (menurut saya lho). Kalo kata Paramoedya Anantatoer, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”, dan saya rasa itu benar sekali. Ketika kita menjadi seorang penulis, nama kita akan dikenang, meskipun kita sudah meninggal. Dengan tulisan itu kita masih bisa memberikan manfaat pada orang yang membaca tulisan kita. Itulah salah satu jalan bagaimana kita menyebarkan dan memanfaatkan ilmu yang kita dapat selama kita hidup, dan itulah yang menjadi salah satu amal yang tidak akan pernah terputus ketika kita sudah meninggal. Usaha yang saya lakukan untuk menggapai mimpi menjadi penulis diantaranya berlatih menulis setiap hari, agar tulisan kita semakin bagus dan semakin terasah. Mengkuti berbagai macam lomba menulis, selain kita bisa menghasilkan karya, juga bisa mendapatkan bonus jika menang. Selain itu, saya sering mengikuti workshop, talkshow, festival yang berhubungan dengan dunia kepenulisan.
Email: sagie_girl@rocketmail.com


Fatonafatyony
Bismillahhirrahmannirrahim... Pastinya kuawali semua ini dg menyebut namaNya, dia yang berkuasa atas segalanya. Harapan atau impian saya saat ini antara lain, yang pertama saya ingin apa yang saya lakukan bisa bermanfaat untuk orang yang aku cintai, yang aku sayangi, dan orang orang di sekelilingku yang slama ini selalu mendukungku. Yang kedua aku ingin sekali bertemu dengan idolaku beliau bernama Andi Arsyil Rahman Putra. Dan aku percaya jika Allah menetapkan suatu saat pasti aku akan bertemu dengannya. Aku pun punya cita cita ingin menulis buku yang juga bisa memotivasi orang lain seperti kak Arsyil. Dan aku harap suatu saat aku bisa menulis dalam satu buku dengannya ataupun mengadakan agenda bedah bukuku dengan menghadirkan beliau. Walaupun sekarang sepertinya masih sulit untuk mewujudkannya, tapi aku yakin asal aku mau belajar dan berusaha, berdoa, yakin dengan kekuasaan Allah , suatu saat aku akan mewujudkannya, bahkan bisa berbuat yg lebih baik lagi. Insyaallah amin ya rabb. Oiya satu lagi aku ingin Arfamz (Arsyil Familyz) punya sebuah karya. Bahkan aku dulu pernah bermimpi akan terbentuknya sebuah perusahaan atau yayasan mungkin yang dibangun oleh Arfamz. Aku ingin membuat sebuah penerbitan , yang nantinya akan menerbitkan karya karya dari Arfamz. Jadi Arfamz bisa memiliki sesuatu yg bisa Arfamz berikan kepada masyarakat. Tidak hanya sekedar mengagumi seorang yg luar biasa, tapi juga bisa mencontohi dan menghasilkan sesuatu yang luar biasa pula. Membuktikan kata kata dari Kak Arsyil bahwa setiap hari kita Arfamz memiliki potensi karena kita adalah keajaiban. Kak Arsyil juga mengatakan bahwa kita harus bercita cita menjadi orang yang kehadirannya diharapakan, suaranya didengar, kebaikannya ditiru dan gagasannya dilanjutkan. Fatona.arfamz@gmail.com
19 Agustus pukul 19:55 • Suka • 1


Syarifah Zahrina Firda
“Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang (Imam Syafi`i)”.
Jika melihat petikan syair itu, rasanya aku ingin sekali menghabiskan waktuku dengan hal yang bermanfaat. Selalu terus mencoba mewujudkan “5K” yang menjadi mimpiku. 5K itu adalah Kaya Hati, Kaya Rasa, Kaya Ilmu, Kaya Karya dan Kaya Raya. Kaya hati dan kaya rasa memang lebih global karena hampir semua orang ingin mempunyai itu, begitu pun aku. Meski terkesan global, tapi aku mempunyai cara tersendiri agar tiap harinya bisa mewujudkan ini yaitu mengkonsumsi obat hati. Apa itu obat hatiku ? Obat hatiku seperti selalu menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur`an minimal 1 lembar tiap harinya, mencoba agar terbangun di sepertiga malam untuk bertahajud, Berdzikir malam dalam keheningan serta menuruti nasehat dan perintah orang tua. Obat hati yang paling akhir merupakan kunci dari aspek kehidupan. Adapun cara mewujudkan kaya ilmu dan kaya karya, aku selalu menanamkan pikiranku bahwa aku manusia sang pembelajar. Ketika terlintas dibenakku “manusia pembelajar”, hal-hal yang aku suka dan tidak suka bisa dipelajari dengan ikhlas. Tetapi, aku masih fokus dengan hal-hal yang aku suka terlebih dahulu seperti belajar B.Inggris dan menulis. Setiap tahunnya aku menulis 5 rencana yang ingin aku dapatkan demi proses impianku. Seperti tahun ini aku menuliskan : 1. Mendapatkan beasiswa berprestasi 2. Membuat 400 postingan bermanfaat di blog pribadi 3. Mendapatkan nilai TOEFL sebesar 600 skor 4. Memberikan beberapa efek postif dari komunitas sosialku 5. Menjadi salah satu asisten dosen. Kemudian, aku juga sudah menuliskan 5 rencana untuk tahun depan seperti : 1. Menjadi freelance di media ternama 2. Terpilih menjadi duta muda perubahan lewat program pemerintahan yaitu PCMI atau PPAN 2015 3. Mendapat kontrak kerja dengan sebuah penerbitan ternama 4. Menjadi leader atau orang berpengaruh di oraganisasiku 5. Tetap mempertahankan nilai IPK bagus dengan kualitas yang aku punya. Demi mewujudkan rencana yang dituliskan sedikit demi sedikit, aku harus selalu konsisten dengan tujuanku, membaca buku dan disiplin mengatur waktu. Ketika aku benar-benar melakukan itu semua, hal sesulit apapun bisa aku raih. Cita-citaku yang semula awalnya hanya Ingin menjadi Dosen B.Inggris dan Penulis. Ini bisa berkembang jauh dari yang aku bayangkan, aku bisa menyebut diriku sebagai motivator, inspirator serta konsultan bagi orang-orang yang juga ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik. Terakhir, aku menempatkan Kaya Raya diakhir 5K impianku. Kaya raya itu bagiku akan kaya sendirinya ketika kita sudah memperjuangan 4K lainnya, maka kita secara tidak sadar akan puas menikmati perjuangan yang sudah kita lakukan sebelumnya. Inilah semua rencanaku. Jika Allah berkata lain, itu merupakan rencana Allah yang paling baik untuk kita di dunia ini.
Emailku : zahrina_bzhfoe@yahoo.com

Aris Rahman Yusuf
1) Impianku saat ini adalah ingin jadi penulis, pengusaha dan menikah paling cepat tahun depan dan paling lambat 2 tahun lagi. Usaha yang aku lakukan dengan sering ikut even (lomba) kepenulisan meski lebih sering nggak lolos, Jika ada dana dan nggak ada halangan maka kusempatkan hadir di workshop kepenulisan, launching buku teman dll meski di luar kota. Karena dengan menghadiri itu bisa bertemu sahabat baru dan semangat baru.
Untuk bisnis belajar membantu kakak jaga toko meski kadang jenuh dan tak betah, Nikah dengan memperbaiki diri dan kualitas ibadah meski masih sering pasang surut. Alhamdulillah yang baru terwujud adalah menulis buku meski masih berupa antologi dan buku duet puisi, beberapa kali diajak ikut baca puisi. InsyaAllah 31agustus nanti disuruh jadi pembicara di Terminal Sastra di Perpustakaan Kabupaten di daerahku. Mohon doanya agar lancar ya, karena baru pertama kali.
2) Impian jangka panjang ingin berhaji bersama keluarga, Pingin punya rumah baca yang bukunya dari koleksi pribadiku, pingin punya rumah yatim. Semoga bisa terwujud pada saat yang tepat. Karena aku ingin bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan sesama. Aamiin.

Email: rahmanyusuf88@ymail.com

Afiyah Hawada
Dulu ketika masih duduk dibangku sekolah dasar aku pernah bercita-cita menjadi seorang 'Astronot', cita-cita itu bermula dari ketertarikanku pada pelajaran sains yang mempelajari tentang planet, dari situlah aku selalu antusias mencari tau lebih banyak lagi tentang planet dan benda-benda angkasa, tetapi seiring berjalannya waktu keinginan; bercita-cita menjadi 'Astronot' itupun pudar ketika masuk pesantren aku mempunyai cita cita baru yaitu sebagai 'Penulis', cita-cita penulis pun bermula dari kesukaanku menulis di buku diary, kemudian iseng-iseng membuat puisi, dan membuat cerpen hingga sampai saat ini cita-cita itu masih tertanam didalam diriku, serta masih terus berusaha dan berlatih dengan cara menuliskan hal-hal apapun yang kulihat, dengar, dan rasakan, menulis dengan baik sesuai EYD, mengikuti grup-grup kepenulisan untuk belajar dari mereka-mereka yang lebih mempunyai banyak pengetahuan tentang menulis, mengikuti event-event menulis, seminar tentang kepenulisan, bedah buku, berteman dan bersahabat dengan orang-orang yang sama-sama suka menulis, dan yang paling utama adalah terus berlatih menulis dan menulis meskipun terkadang malas menghampiri.
Email : afiyahsister@gmail.com