KULTUM: BERSABAR DALAM PENANTIAN
oleh : Kartika Setianingrum
Bismillahirrohmanirrohim
Yaa
nabi salam ‘alaika, yaa rosul salam, salam ‘alaika…..
Yaa
habib salam, ‘alaika, sholawatulloh’alika
Menangkap
ikan pakai baskom
Hadirin
sekalian, assalamu’alaikum…
Robbisrohliisodrii
wa yassirlii amrii wahlul’uqdatanmilisaanii yafqouhuu qoulii,
Yang
saya hormati hadirin sekalian, para pejuang dakwah islam, bagaimana kabar hari
ini?
(Alhamdulillah
, luar biasa, ALLOHUAKBAR!!)
Alhamdulillah,
puji syukur keharibaan Robb’izzati yang sampai saat ini selalu mendampingi
langkah kita, memberikan segenap kekuatan sehingga kita mampu merasakan betapa
besar nikmat yang telah Alloh limpahkan kepada diri kita.
Sholawat
selalu kita senandungkan kepada kekasih Alloh, seorang utusan yang memberi
risalah dakwah kepada umatnya, ialah baginda rosul Muhammad SAW,sehingga kita
mampu berada dalam jalan yang penuh keberkahan ini.
Pejuang
dakwah yang saya cintai, adakah yang tahu tentang VMJ?
Ya,
Virus Merah Jambu yang menjadi virusnya para aktivis dakwah yang masih single
dan dalam umur remaja menuju dewasa. Ada yang pernah terserang virus ini?
Semoga
meskipun pernah terserang, antivirus dalam iman kita selalu aktif sehingga
menjadi proteksi dan pelindung dalam ibadah kita.
Merupakan
fitrah atas apa yang dinamakan cinta, keindahan yang hanya dirasakan dengan
beragam warna, berbeda antara satu orang dengan orang lain mengenai bagaimana
makna cinta itu. Menurut anti, bagaimana rasa dari sebongkah cinta?? Apakah
seperti gula jawa? Yogurt?garam?atau bahkan cabai? Ya relatif atas jawaban
cinta.
Para
pejuang dakwah sekalian, dalam satu tahun kita menjumpai bulan Ramadhan dengan
penuh keberkahan, sehingga dari setiap insan ingin selalu berlomba-lomba
memperoleh pahala dan syafaat, rasa lapar, dahaga, lelah, lemas sering kita
rasakan, terlebih pada saat siang terik. Seakan kita ingin meneguk air untuk
menyiram kerongkongan yang kerontang, namun apa, apakah semua muslim
melakukannya?bagaimana dengan kita?
Alhamdulillah
seberat apapun aktivitas kita, namun ketika dihadapkan dengan puasa ramadhan,
sekuat tenaga kita akan berjuang sehingga mampu bertahan hingga tiba waktu
berbuka
Sekarang,
kedua mata kita tak bisa menutupi atas keadaan remaja seumuran kita yang sering
berjalan berdua, bergandengan tangan, sampai berani melakukan perbuatan zina,
semoga kita selalu diampuni dan dijaga olehNya.
Bagaimana
dengan para pejuang dakwah disini?
Akankah
mau berbuka sebelum waktunya?
Ataukah
sekuat tenaga bertahan hingga tiba waktu berbuka dan merasakan kenikmatan
ketika dahaga itu terobati? insyaAlloh.
Sedikit
kutipan dari Salim A Fillah”alangkah
seringnya mentergesai kenikmatan tanpa ikatan , membuat detik-detik didepan
terasa hambar. Belajar dari ahli puasa bahwa ada dua kebahagiaan baginya yakni
saat berbuka dan saat Alloh menyapa lembut memberikan pahala”
Para
pejuang yang selalu dilindungi Alloh, yuk kita tilik kehidupan asmara dari Nabi
Muhammad SAW, beliau adalah manusia seperti kita yang juga pernah merasakan
jatuh cinta. Ya, hanya cara yang membedakan antara kita dan beliau. Rosul
mengiringi cintanya selalu atas dasar kecintaan yang lebih besar yakni kepada
Robb’Izzati, cinta yang ia haturkan kepada Khadijah dan Aisyah ialah wujud
cinta agung untuk Alloh, bersama para istrinya, beliau membina dan membawa
keluarganya menuju Keluarga Asmara(asakinah, mawaddah, wa rahmah), dan itulah
seharusnya dari kesejatian cinta itu.
Kutipan
Anis Matta( dalam jiwa Sang Nabi ada dua cinta yang berbeda pada kedua
perempuan terhormat itu. ketika beliau ditanya tentang orang yang ia cintai,ia
mnejawab Aisyah. Tapi ketika beliau ditanya tentang cintanya pada Khadijah, ia
menjawab”cinta itu dikaruniakan Alloh padaku”. Cintanya pada Aisyah adalah
bauran dari pesona kecantikan. Maka Ummu Salamah berkata, “Rosul SAW tidak bisa
menahan dirinya untuk bertemu dengan Aisyah”, tapi cintanya pada Khadijah
adalah jawaban jiwa pesona kematangan Khadijah. Mengingat bagaimana kesabaran
Khadijah untuk turut menyertai dakwah bersama Rosul, ia yang mendampingi jihad
dan memberikan keteduhan dari kematangan bertindaknya.
Banyak
anak muda bilang”aku gak bisa hidup
tanpamu!!”lho , yang ngasih nyawa kan Alloh, kok kayak ceweknya saja yang
ngasih nyawa.
Inilah
kesejatian cinta yang sejak dini harus kita tanamkan, jangan sampai kita salah
melangkah dipersimpangan sehingga tergoda untuk berbuka sebelum waktunya.
Astaghfirulloh,
miris ketika barangkali masa lalu pernah kita khilaf, namun saat ini Alloh
telah semakin membuka retina kita, jangan sampai kita pura-pura buta sehingga
kita jatuh kedalamnya.
Pejuang
dakwah yang selalu dirahmati Alloh,
Dalam
QS. Ar-Rum:21
Dan diantara tanda-tanda
kebesaranNya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu
sendiri, agar kamu cenderung dsn merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda kebesaran Alloh bagi kaum yang berpikir
Sungguh
Maha Sayang Alloh yang telah menitipkan rasa cinta itu kepada manusia, akankah
kita memungkirinya? Jikapun masih meragukan rasa sayang itu, maka takkan pernah
ada bayi yang hidup lantaran ketiadaan sayang itu akan membutakan hati seorang
ibu sehingga dengan tega dibunuh bayinya.
Ikhwan
dan akhwat fillah, masih panjang jalan kita untuk terus berdakwah dan memberikan
prestasi kepada kedua orang tua, ingatkah jika kita masih berhutang kepada ayah
dan ibu, akankah kita tega membayar budi itu dengan kekecewaan yang kita
perbuat karena cinta yang salah merjemahkan?.
Tentunya
tidak para hadirin, kita disini ialah hati yang telah dipilh oleh Alloh untuk
semakin menafakuri kesejatian cinta itu. bersabarlah untuk menebus dahaga itu,
bersabarlah karena tulang rusuk itu tidak akan pernah tertukar dengan yang
lain.
Bahwa
Alloh menjadi Sutradara terhebat yang telah merancang segenap skenario jalan
cinta setiap hambaNya, dan sungguh semua akan indah ada masanya, percaya ????
insyaAlloh harus.
Dalam
hadist menyatakan bahwa, barang siapa
yang belum siap untuk menikah , maka berpuasalah. Memang betul dan menjadi
harapan kita semua untuk merasakan ”Nikmatnya
pacaran setelah pernikahan”, judul buku dari Salim A Fillah untuk kita yang
masih dalam penantian itu.
Seperti
apa sih suami/istri yang kita inginkan kelak?
Soleh/sholehah?
Cantik/cakep?
Pinter?
Berpenghasilan
tetap?
Setia?
Sayang
keluarga? Dll,
Tentunya
kita berharap yang baik-baik dari calon kita kelak, nah….. sebelum itu, yuk
kita bercermin dari diri kita.
Apakah
kita sudah sholeh? Sudah sholehah? Terjaga amal ibadahnya? Berbuat baik kepada
sesama?
Bersama
kita instropeksi diri , seberapa jauhkah ikhtiar kita?
Alloh
saja menjanjikan, laki-laki yang baik
untuk wanita yang baik dan sebaliknya laki-laki yang buruk untuk wanita yang
buruk.
Tergantung
kepada kita sekarang,mau pilih yang mana, memiliki istri/suami yang baik atau yang
pas-pasan? Semua tergantung pada ikhtiar dan doa kita.
Bagi
yang ikhwan, sembari menjemput jodoh, sembari pula memperbaiki kualitas diri.
Bagi
yang akhwat, sembari menanti, sembari pula meningkatkan kualitas pribadinya.
Magnet
itu nanti akan tertarik dengan sendirinya, kemana arahnya, Alloh yang akan
menuntun.
Jadi
sekarang, masih ragu tidak ????
Tidak
ya… insyaAlloh.
Ikhwan
dan akhwat fillah,
Tidaklah
memberatkan Alloh memberikan perintah, semuanya ialah untuk kita, karena Alloh
sayang kepada kita sehingga Ia ingin menjaga kita.
Marilah
kita beristighfar, jikalau sering hati kita meragukan, menduakan, melalaikan
perintahnya, dan lalai dalam mengingatnya.(Astaghfirullahal’adzim)
Atas
setiap aliran nikmat yang diberikan Alloh kepada kita sampai detik ini marilah
kita berucap syukur Alhamdulillah…
Saya
kira, cukup sekian penyampaian dari saya, mohon maaf atas segala khilaf,
kebenaran hanyalah milik ALLOH semata.
Para
pejuang dakwah, teruslah berjuang, Alloh telah mempersiapkan hidangan surga
bagi yang pandai bersabar.
Subhanakallohumma
wabihamdika,asyhadualailla haaillaanta, astaghfiruka wa atubuilaik..
Burung
pelikan, burung cendrawasih
Cukup
sekian, terimakasih
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
BIODATA
Kartika Setianingrum putri dari Sri
Sumarni dan Arief budiman yang lahir di kabupaten Wonosobo, 22 November 1991.
Saat ini masih merampungkan kuliahnya di Institut Pemerintahan Dalam
Negeri(IPDN). Menulis menjadi bagian dari hidupnya kerena mampu memberikan ruh
tersendiri dari setiap huruf yang ditulis. Dalam ikhtiar dan doa berharap bisa
selalu memberikan yang terbaik untuk orangtua. Motto hidup: dimana kaki berdiri, disitu diri berprasasti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar