Rabu, 06 Juli 2011
MEMAKNAI SABAR DENGAN SYUKUR
Oleh: Fitri Arniza
Sebagai makhluk bernyawa, kita kerap kali merasakan betapa peliknya hidup ini. Dan yang seperti kita ketahui bersama bahwa banyak sekali saudara-saudara kita di luar sana yang memilih mengakhiri hidupnya dengan berbagai cara karena merasa tak sanggup dengan segala permasalahan yang ada dalam hidup ini.
Berbicara tentang hidup berarti membicarakan tentang masalah. Sebab sudah menjadi sunatullah bahwa hidup ini tak lepas dari masalah, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 155. “Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Jelas sekali ayat di atas menegaskan bahwa Allah akan memberikan kita ujian dalam hidup ini. Dan tentunya hal tersebut tak lain adalah untuk menaikkan derajat kita. Jangankan kita manusia yang penuh dosa, para nabi-nabi Allah pun tak luput dari ujian. Rasullah SAW contohnya. Betapa banyak sekali ujian yang dipikulnya ketika beliau berdakwah. Mulai dari diludahi, dilempari dengan kotoran, sampai dikatakan gila oleh para musuhnya dan lain sebagainya.
Tetapi Allah menciptakan masalah bukan untuk kita tangisi, bukan untuk kita sesali, bukan pula karena Allah benci pada kita. Masalah hadir adalah untuk disyukuri. Sebab bagaimana mungkin kita bisa menacapai gelar taqwa jika bukan karena kita lulus dari berbagai masalah yang Allah berikan. Dan kunci untuk dapat lulus dengan predikat taqwa tak lain adalah sabar. “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” Demikian perintah Allah dalam surah Al-Ma’arij: 5.
Sabar. Sebuah kata yang sangat mudah untuk kita lontarkan, tetapi sangat sulit untuk kita amalkan dalam kehidupan ini. Hanya segelintir orang saja yang mampu bersabar ketika sedang dilanda persoalan.
Perlu sedikit digaris bawahi bahwa sabar bukan berarti pasrah dan tak berbuat apa-apa. Di kalangan ahli sunah ada tiga hal yang harus dilakukan ketika menghadapi masalah, yakni bersabar, berdoa, kemudian mencari jalan keluar.
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153)
Lagi-lagi Allah menegaskan pada kita, betapa Allah sangat mencintai orang-orang yang bersabar. ‘Aidh al-Qorni dalam bukunya La Tahzan mengatakan: “Apakah Anda punya solusi lain selain bersabar? Dan apakah Anda mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain bersabar?” Semakin jelas saja bahwa tak ada jalan lain untuk menghadapi segala ujian selain dengan bersabar.
Dan ternyata bersabar bukan hanya dilakukan ketika kita sedang dihimpit berbagai persoalan, tetapi juga ketika kita tengah berada pada posisi senang dan berkecukupan. Dari Abd Rahman bin Auf ra, Beliau berkata “Kami pernah diuji oleh Allah Swt dengan berbagai kesulitan bersama Rasullah Saw dan kami mampu bersabar. Kamipun diuji oleh Allah swt dengan berbagai kenikmatan setelah masa Rasullah Saw, dan kami tidak mampu bersabar.” (HR. Turmudzi)
Lalu bagaimana cara bersabar ketika kita tengah berada dalam kenikmatan? Maka jawabannya adalah syukur. Syukur itu tak cukup dengan mengatakan ‘Alhamdulillah’ saja, tetapi sebenar-benar rasa syukur adalah mempercayai dan meyakini akan keesaan Allah Swt dengan cara menjadi hambaNya yang baik. Serta menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah.” (Qs.24:34).
Seperti makna syukur yang telah disebutkan di atas, bahwa syukur itu adalah meyakini akan keesaan Allah. Jelas bahwa cara pertama untuk bersyukur adalah dengan mengerjakan ibadah dengan sebaik-baiknya. Sholat misalnya. Lakukan sholat itu dengan khusyu’ sebagai bukti bahwa kita bersyukur pada Allah. Selain itu, Allah juga telah memberikan pada kita fisik yang sempurna, dua buah mata, telinga, juga tangan dan kaki. Alangkah baiknya jika kita menggunakan pemberian Allah tersebut untuk hal kebaikan seperti menggunakan mata untuk membaca Al-Qur’an dan mulut untuk menyuruh orang beramal makruf nahi mungkar. Agar kita termasuk golongan hambaNya yang bersyukur. Dan cara bersyukur yang lain adalah dengan menyedekahkan sebagian harta kita kepada orang-orang yang kurang mampu di sekitar kita.
Umar bin Al-Khaththab berkata: “Dengan kesabaran, kita akan tahu makna hidup yang baik.” Sabar dan syukur adalah ibarat saudara kembar yang tak bisa dipisahkan. Sebab hidup ini akan terus berputar. Jika sedang berada di bawah maka sabar adalah solusinya dan syukur adalah pilihan terbaik ketika sedang berada di atas.
Maka jika kita benar-benar menerapkan dua hal penting di atas, insya Allah kita tak akan pernah menyerah dalam mengarungi samudera hidup ini, sebab kita akan merasa bahwa Allah selalu ada dalam hati kita dalam kondisi apapun. “Jangan terlalu bersedih, selama engkau masih beriman kepada Allah.” (‘Aidh Al-Qorni)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar