Jumat, 30 Maret 2012

Lintang Kemukus

Lintang Kemukus*

Oleh Ochiko Humaira  


Namaku Lintang. Kata Ibu lintang itu bintang. Lintang kemukus, bintang berekor katanya. Aku lahir saat gelap malam dan bintang-bintang berkilauan. Tapi bagiku, bintang-bintang tak pernah berkilauan, tak terlihat bersinar.

"Kenapa aku tak dinamai Bulan?" aku bersandar di bahu perempuan yang kupanggil Ibu. Badannya ringkih namun terasa nyaman bagiku.

"Karena Bulan tak bersinar sendiri Nak" ia membelai rambutku  pelan. Beberapa kali jarinya tersangkut di rambut kusamku.

"Lintang bersinar?" mataku berkedip.

"Lintang bersinar dan orang-orang bisa melihatnya saat malam"

"Begitu?" tanyaku tak percaya. Ibu tak menjawab, tapi bisa kurasakan anggukan kepalanya. Aku tak pernah melihat bintang, tak tahu bagaimana sinarnya saat malam. Apa peduliku?

                                                                             ***

Suara lalu-lalang kendaraan dan ocehan manusia membangunkanku. Sudah pagi, orang-orang pergi ke pasar pagi-pagi. Aku menguap mengeluarkan bau jigong yang tak enak.

"Minggir, warungku  mau buka" suara bariton pak Sapto menyapaku. Terdengar suara papan-papan kayu digeser dan gembok kunci yang terbuka. Aku duduk, mengemasi karton cepat-cepat sambil mengumpulkan tenaga untuk bangun. Orang tua ini selalu bawel.

"Sudah bangun kau Nak, makanlah" tangan bu Sapto mengangsurkan bungkusan nasi padaku. Pasti nasi kuning. Aku mencium bau nasi kunyit dan bawang goreng.

"Buat apa kau beri dia nasi tiap pagi. Bisa miskin kita" pak Sapto menggerutu.

"Sudahlah pak," bu Sapto menyahut sambil berbisik pelan pada suaminya, aku tak bisa dan tak ingin mendengar. Paling-paling sekedar pernyataan iba perempuan tengah baya itu. Buru-buru aku pergi setelah mengucapkan terimakasih.

Aku paling suka menikmati sarapanku di pojok pasar, dekat jembatan di atas sungai. Mendengar suara riang anak-anak berangkat sekolah. Bercanda dan membicarakan pe-er atau guru-guru yang lucu. Hm, berapa usiaku? 12 atau 13? Ah, tidak penting, toh aku juga tak bisa sekolah.

"Ih, jorook..makan enggak cuci tangan dulu," suara ceria Desi terdengar riang. Aku mengangkat wajahku ke arah suaranya. Menepuk kedua tanganku ke kaos lusuhku. Ini artinya cuci tangan bagiku.

"Biarlah, lapar" jawabku singkat. Aku suka sekali jika Desi menyapaku, cuma aku tak bisa berbicara banyak padanya, malu.

"Hmm, Lintang enggak pingin sekolah?" Desi duduk di sebelahku, bau segar sabun mandi menghampiriku. Kapan terakhir aku mandi?

"Pingin, tapi enggak mungkin" aku menyuapkan nasi ke mulutku. Malas membahas ini lagi. Minggu lalu Desi menawariku tinggal di rumahnya, sekolah bersamanya, memang siapa aku?

"Mungkin saja, aku bisa bilang Mamaku, siapa tau dia bisa..."

"Aku buta Des..." potongku cepat. Aku tidak suka dikasihani. Mudah tersinggung pula. "Apa gunanya orang buta sekolah."

Desi mendadak diam. Aku merasakan helaan nafasnya yang panjang. Mungkin matanya berkaca-kaca sekarang, aku tak pernah tau bagaimana mata itu berkaca-kaca.

"Aku berangkat dulu, sudah siang" Desi meninggalkanku.

Sunyi. Suara lalu-lalang anak-anak terasa jauh. Ibu, aku ingin sekolah. Potongan telur dadar di mulutku terasa hambar sekarang.
                                                                            ***

Aku merasakan suara berbisik-bisik di sekitarku. Sebelum aku sadar, sebilang ranting menyodok tanganku. Aku meringis kesakitan. Kepalaku berputar, mencari arah suara.

"Orang gilanya bangun, pergi...!" suara anak-anak bergaung di kepalaku. Aku meraba sisi kanan, mencari tongkatku.

"Si buta dari gua hantu..." yang lain berkata seenaknya.

"Mana monyetnya?"

"Kamu monyetnya, hahaha..."

Tawa mereka riuh rendah buatku sesak. Buru-buru aku bangkit pergi. Hampir setiap hari anak-anak itu mengangguku, sudah biasa. Tetap saja rasanya sakit. Ibu, tak semua anak-anak berhati malaikat seperti kau bilang. Atau malaikat itu  jahat?
                                                                           ***


"Mama, kita terlambat..." tangan kecil Desi menggenggam Mamanya erat-erat. Butir-butir airmata meluncur deras, mengaliri pipi merahnya.

Sepulang sekolah tadi akhirnya Mamanya mengijinkan Desi membawa Lintang pulang. Sudah sebulan ini Desi selalu bercerita tentang Lintang, gadis manis berambut hitam sebahu yang tak mampu melihat. Hidupnya sendirian dan berpindah-pindah, seringkali di pasar. Ibunya tewas dalam tabrak lari tiga bulan lalu.

Mamanya mendekap bahu Desi erat, "Maafkan Mama sayang, seharusnya sejak kemarin kita menjemputnya..."

Tubuh Lintang basah kuyup dengan bibir biru kelu. Orang-orang mengerumuninya usai diangkat dari sungai. Ia terpeleset ke sungai saat menghindar dari gangguan anak-anak. Sungai itu tak terlalu dalam , namun arusnya deras. Dan Lintang buta. Mayatnya ditemukan dua hari kemudian, tersangkut akar pohon.
                                                                                       ***

  "Aah, Ibu...tolong..." tangan Lintang menggapai-gapai ke atas mencari pegangan. Tangannya sempat memegang ranting yang hanyut, apalah arti ranting, ia malah terbawa arus. Badannya timbul tenggelam diantara aliran sungai.

Semakin ia berteriak membuka mulut, semakin banyak air yang masuk melalui mulut dan hidungnya. Sesak dadanya. Lebih sesak daripada diejek anak-anak tadi. Lebih sesak dari kehilangan ibunya. Sesak ini begitu menyesakkan. Arus sungai terasa mengerikan, ia merasakan hal baru yang menakutkan.

Suara anak-anak semakin menjauh, tak memperhatikan si gadis buta yang terjatuh. Mereka asyik tertawa menirukan gaya monyet.

Gelap. Makin gelap. Lintang merasa matanya berkedip. Ia melihat banyak titik-titik bercahaya di atas sana. Titik-titik berkilauan di sekitarnya yang gelap. Itukah bintang Ibu?

Garasi, Maret 2012

Ochikohumaira adalah nama pena dari Yosi Prastiwi, mahasiswi salah satu kampus negeri di Yogyakarta. Cerpennya yang berjudul Hujan pernah dimuat di majalah Ummi.

*Juara 1 Event "Ini Karyaku" Komunitas Pena Santri Edisi Bulan Maret

Senin, 26 Maret 2012

Event : Ini Tempat Asyik Rekomendasiku (Diperpanjang hingga 15 April)


Event : Ini Tempat Asyik Rekomendasiku (Diperpanjang hingga 15 April)



Menyambut buku ke-5 KPS “A Memorable Journey”. Untuk event"Ini… Rekomendasiku” bulan ini mengambil tajuk : “Ini Tempat Asyik Rekomendasiku”

Ketentuannya :
*Tuliskan Tempat Asyik Rekomendasi Sahabat. Boleh tempat wisata, kota, desa, pegunungan,  dll, yang penting asyik menurut sahabat sekalian. Deskripsikan tempat itu maksimal 200 kata. Boleh juga disertakan alamat (lokasi) tempat tersebut.
 *Posting tulisan itu di catatan masing-masing dengan men-tag minimal 10 orang.  Selanjutnya tautkan link catatannya di dinding Grup KPS (Komunitas Pena Santri) atau kalau tidak bagikan di dinding grup KPS.
*Cantumkan info event ini di bawah deskripsi tempat asyik sahabat. Jangan lupa sertakan foto cover Buku “A Memorable Journey”, kalau ada juga sertakan foto tempat asyik tersebut.
*Paling lambat 15 April 2012 pukul 23.59

Contoh
Ini Tempat Asyik Rekomendasiku
*Pantai Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.
– Wuih, pantainya mantap. Sore hari kita bisa menatap matahari tenggelam, cahayanya keperakan berlatar langit jingga. Semilir sepoi angin lembut.

-Sekali lagi, posting di catatan masing-masing, tautkan link-nya dinding Grup KPS, bukan di akun fb.

1 Peserta “Ini tempat Asyik Rekomendasiku” dengan deskripsi terbaik ke-1 berhak mendapatkan 1 Eksemplar Buku A Memorable Journey dan souvenir menarik.
2 Peserta “Ini tempat Asyik Rekomendasiku” dengan deskripsi terbaik ke 2 dan 3 mendapatkan  masing-masing 1 Eksemplar Buku karya Yanelis Prasenja.

#Event ini disponsori oleh Hamasah Komunitas, so setiap peserta diharapkan berteman dengan FB Hamasah Komunitas, ini link-nya : http://www.facebook.com/profile.php?id=100002738965687
Juga didukung oleh mas Yanelis Prasenja (penulis buku Pay A bag dan Senja), ini link Fb beliau : http://www.facebook.com/yanelis.prasenja *Blog http://yanelis.wordpress.com

#Yang peduli dan berkenan, silakan Share.

Salam Pena.
PJ Event : Asfahul Mukhib

********
Ini dia Up Date Pesertanya :

1. Abu Hassan AbdurRahman - Pantai Baron
2. AD Rusmianto - Ketep Pass
3. Annisa Ramadona - Al Quran Al Akbar
4. Radindra Rahman - Tanah Lot, Bali
5. Tha Artha -  Banyu Biru
6. AD Rusmianto - Karang Tawulan, Eksotisnya Pantai Selatan
7. Harry Gunawan - Krui, Lampung Barat
8. Endang Ssn - Kadu Suluh, Galaksi Langit Terindah
9. Yuliza Sachira - Pesona Danau Laut Tawar, Takengon-NAD
10. Chinglai Li - ULUWATU, Bali 
 11. Rieanthii Thii Thii - Garuda Wisnu Kencana (GWK)
***

Judul : A Memorable Journey

Penulis : Syifa Enwa,Okti Li , Nenny Makmun ,dkkEditor : Ika SafitriDesain isi : Akh taufiqISBN : 978-602-19044-4-2Penerbit : Dar-InsyirahHarga : Rp.35.000;-

Siapa sih yang tidak pernah melakukan perjalanan? Tentunya kita semua pernah melakukan sebuah perjalanan. Entah perjalanan dalam rangka pekerjaan, silaturahim, menuntut ilmu, atau hanya sekedar refreshing untuk membuang kepenatan yang ada. Yang jelas, dalam sebuah perjalanan terkadang tersimpan sebuah pengalaman yang seru, unik, dan menarik. Pengalaman itu tentunya sangat berkesan, sehingga tidak mudah untuk dilupakan.

Dalam sebuah perjalanan pula, seringkali seseorang belajar hal baru yang didapatkan. Terkadang, sebuah inspirasi pun juga ditemukan saat dalam perjalanan. Menyusuri keindahan dan keelokan bumi Allah, sungguh merupakan sebuah kenikmatan dari-Nya.

Buku ini berisi kumpulan kisah catatan perjalanan dari berbagai tempat. Mulai dari kisah petualangan yang menyenangkan, perjalanan yang menyedihkan, sampai kisah yang menegangkan, ada di sini. Pembaca seolah terlibat langsung dalam perjalanan tersebut, yang mungkin belum pernah dialaminya. Tentunya, semua cerita yang disuguhkan sarat dengan makna dan banyak hikmah yang dapat dipetik dari sana, sehingga dapat menjadikan jiwa penuh warna. Selamat membaca.
Nb : Insya Allah terbit tanggal 10 April 2012. harga 35.000 (belum termasuk ongkir) Jika membeli di tanggal 1-9 april. harganya 30.000 . berhubung kontributor mnta diskon, khusus kontributor harganya 25.000 (beli 4 gratis ongkir untuk pulau jawa.dengan syarat men-tag 20 teman dan ganti Profil mu dengan AmJ selama 4 hari . gampang kan?) pemesanan bisa via Inbox atau SMS ke 085733520180 (mas taufiq)

Selasa, 20 Maret 2012

Secangkir Syukur di Pagi Hari

Secangkir Syukur di Pagi Hari
Prito Windiarto*

            Syukur. Jika ia kita umpamakan secangkir teh, maka sudah selazimnya dihidangkan sedari pagi. Bahkan sejak mata ini membuka kali pertama setelah tidur. Bukankah ketika awal terjaga inilah doa kita, Alhmadulillahiladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihi nusyur? Jelas sudah, hari dimulai dengan syukur.
Kenapa syukur? Mari berdiam sejenak. Ketika kita membaca tulisan ini, organ tubuh  apa yang dominan bekerja? Mata,bibir dan otak bukan? Mereka “diperintah” untuk fokus ketika kita membaca. Sadarkah kita, di saat bersamaan tanpa diperintah pun jantung ini tetap berdegup, tanpa henti. Paru-paru berfungsi, tanpa rehat. Bayangkan saja, jika mereka izin untuk istirahat 10 menit saja, atau bahkan mogok bekerja. Apa yang kan terjadi?
Itu sekedar potongan kecil dari nikmatNya yang tak terhingga. Anugerah yang dilimpahkanNya cuma-cuma, gratis! Oksigen yang kita hirup, air hujan yang turun, semuanya nir-biaya. Belum lagi perihal rizki dan banyak lainya. Pertanyaan selanjutnya, dengan apa kita membalas semua rahmat Allah itu? Ibadah. Itu jawabannya. Lebih khususnya syukur.
Maha Mulia Allah karena menjanjikan tambahan nikmat bagi orang-orang yang bersyukur. “Jika kamu bersyukur, “ Firman Allah, “Maka aku akan tambahkan”. Indah sekali bukan? Sebaliknya,  “Jika Kufur, sungguh adzabku sangat pedih!.”
 Sebuah penelitian medis menerangkan perihal manfaat bersyukur (Majalah Sabili, 2009) Dalam penelitian itu disebutkan orang yang lebih banyak (sering) bersyukur cendrung lebih bahagia, lebih menerima hidup dan berusia panjang. Sebaliknya orang yang kurang bersyukur cendrung lebih gampang stress, gelisah dan berusia pendek.
Syukur memang dekat dengan qonaah (merasa cukup). Orang yang bersyukur biasanya lebih berterima atas pemberianNya. Tak mudah merutuk, tapi bukan berarti cepat berpuas diri.
Sayang, tabiat bersyukur ini tampaknya mulai hilang dari sebagian kita. Hemat saya, ketika pemahaman perihal kesyukuran terpatri kuat dalam diri niatan korupsi takkan menghampiri. Kenapa? Karena ia sadar, segalanya milik Allah. Rizki, sebesar atau sekecil apapun itu dariNya, titipanNya. Kewajiban kita mensyukurinya. Dengan apa? Lisan, dan tentu saja perbuatan. Kita memanfaatkan rizki kita dalam kebaikan, kita menjauhi tindakan curang (korupsi) adalah bagian dari syukur itu sendiri.
Sekali lagi, selayak teh hangat, syukur selazimnya dihadirkan sejak pagi. Biarkan aroma secangkir syukur menenangkan syaraf kita. Biarkan satu tegukannya membunuh dahaga, sehingga kita tak tergoda meminum ‘fitnah’ kesenangan dunia.
Mari menyeruput secangkir syukur di pagi hari.
Alhmadulillahi Rabbil Alamin.

 Army.020312.
*Sekretaris Umum UKM Lembaga Dakwah Kampus Raudlatul Muttaqin Universitas Galuh, Ciamis. Penulis Novel Tiga Matahari. Pimpinan Umum KPS www.pena-santri.blogspot.com
         

Minggu, 18 Maret 2012

INI PENGUMUMAN JUARA EVENT INI KARYAKU


INI PENGUMUMAN JUARA EVENT INI KARYAKU
Assalamu'alaikum.wr.wb

Sahabat, inilah daftar peserta Event INI KARYAKU yang masuk ke dokumen Group KPS
Check it out! :)
  1. LINTANG KEMUKUS - Ochiko Humaira
  2. TENGADAH PADA LANGIT - Moon Theera
  3. KACA PECAH - Rahadi Widodo
  4. KEMBALINYA SANG PENDEKAR - Kay Nadzkuroka Katsiro
  5. SABTU BERDUKA - Anna Oktaviana
  6. SEBUAH KISAH - Widianto Satria Nugraha
  7. GUMPALAN DAN TETESAN PERUBAHAN - Susvika Desita Chaniago
  8. Nenny Makmun - Bunda Saat Ada Perbedaan

Komen Karya (Prito Windiarto)
1.       1.Tangadah Pada langit
Diksi memikat, Alur mengalir. Banyak koreksi pada penulisan (EYD)

2.      2. Kembalinya sang pendekar.
-Unik. Fantasi. Sedikit koreksi pada penulisan (EYD)

3.    K aca Pecah
-Menyentuh. Pesan moral kuat.

.       4. Sabtu berduka
-Sedih. Koreksi  pada penulisan (EYD)

5.     5.  Sebuah Kisah
-Gaya bercerita sudah bagus. Perhatikan teknis penulisan (EYD)

       6. Gumpalan dan tetes perubahan
-Menyentuh. Diksi bagus.

7. Lintang Kemukus
-Tema unik. DIksi mantap. Menyentuh.

8.       8. Bunda
-Pesan moral Kuat. Bunda Saat Ada Perbedaan


4  Besarnya (tidak berdasar urutan nilai)
-Tengadah pada langit
-Kembalinya Sang Pendekar
-Kaca Pecah
-Lintang Kemukus

****
Setelah melewati penilaian yang cukup alot, lnilah dia juara 1 event Ini Karyaku Bulan Maret : Cerpen Lintang Kemukus karya Ochiko Humaira.
Peringkat 2, Kapal Pecah - Rahadi Widodo
peringkat 3, KEMBALINYA SANG PENDEKAR - Kay Nadzkuroka Katsiro
Peringkat 4, TENGADAH PADA LANGIT - Moon Theera

Dewan juri telah menilai seobjektif mungkin, jikapun ada kekeliruan, sungguh Allah lah Yang Maha Sempurna. Mohon maklum, keputusan juri tidak bisa diganggu gugat.

Juri * Fiyan Arjun (Pengajar, Mahasiswa, Penulis]
      * Mell Shaliha  (Penulis Novel Laris Xie Xie Ni De Ai)
      * Prito Windiarto (Penulis Tiga Matahari -Pin-Mum KPS)


Nb: Cerpen-cerpen peserta event akan diposting berkala di Blog ini, InsyaAllah, dengan sedikit penyuntingan.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah menyukseskan event ini, PJ, Bhening Lazuardi dan terutama para peserta sekalian, tunggu event kami selanjutnya.

Wallahu A'lam. Mohon Maaf jika ada yang kurang berkenan.



Kamis, 15 Maret 2012

Ini Program KPS

Ini Program KPS
Beberapa bulan ke depan KPS punya beberapa program (event) diantaranya:
#Via Online-dunia maya-
1. Event "Ini tempat Unik Rekomendasiku" bersama Hamasah Komunitas, rencana pertengahan maret sampai Awal april
2. Event menulis "Ini lah Kami (Khusus para pemula): Proyek Antologi cerpen untuk para pemula: Rencana, bulan April.
3. Event menulis untuk santri "Sekelumit Cerita dari Pesantren" : kisah nyata. Rencana Bulan mei
4. event "Ini.... Rekomendasiku" Setiap bulan.

Sabtu, 03 Maret 2012

INI KARYAKU (Edisi Maret)

INI KARYAKU (Edisi Maret)

            Assalamualaikum wr wb
            Ah ya, setelah rehat lama…. Trala…. dibuka kembali program INI KARYAKU (edisi Maret). Bagi sahabat KPS yang ingin berbagi karya untuk blog KPS.
Berikut ketentuannya:
  1. Karya berupa cerpen.
  2. Boleh karya lama atau pernah diikutkan lomba yang penting hak cipta pada penulis.
  3. Posting (cantumkan) karya sahabat di dokumen grup KPS (Komunitas Pena Santri). Ingat lho dokumen grup bukan dinding akun fb.
  4.  Karya yang diposting kami anggap telah disetujui penulisnya untuk disumbangkan dan ditampilkan di blog KPS, tanpa honorarium.
  5. Karya (apik) sahabat InsyaAllah kami tampilkan di blog resmi KPS www.pena-santri.blogspot.com atau www.penasantri2.wordpress.com.   Satu Cerpen  terbaik  berhak mendapatkan 1 eks Novel Tiga Matahari.
  6. Deadline sampai 15 Maret 2012 pukul 23.59

#Event ini disponsori Novel Tiga Matahari, para peserta diharapkan bergabung di Fan Page Tiga Matahari, ini link-nya : http://www.facebook.com/pages/Novel-Tiga-Matahari/155611297876275
#Jika berkenan Posting info event ini di Fb Masing-masing, jangan lupa tag Komunitas Pena Santri.
Mari barbagi karya, menebar kebaikan sekecil apapun. Niatkan untuk berbagi inspirasi. Salam pena.

Wassalamualaikum wr wb.
Nb : Pj event ini : Bunga Hening Maulidia a.k.a. Bhening Lazuardi
Ini dia Grup KPS : http://www.facebook.com/groups/237432105401/





Kamis, 01 Maret 2012

Menjadi Penulis Idealis Atau Matrealistis? (Majalah SABILI, No.08/Januari 2012)


Menjadi Penulis Idealis Atau Matrealistis? (Majalah SABILI, No.08/Januari 

2012)




Saat ini aktivitas menulis bukan sekadar menjadi hobi, tapi seolah-olah menjadi sebuah ‘trend’ di hampir semua kalangan. Dari yang muda sampai yang tua. Lihat saja betapa gegap gempitanya semangat penulisan dan penerbitan di negeri ini, dengan bermunculannya penulis baru yang ikut meramaikan dunia literasi. Sehingga boleh dikatakan setiap hari lahir para penulis yang tersebar di beberapa media seperti koran, majalah, tabloid, buletin dan media lain. Tentu ini merupakan berita gembira yang harus kita sambut dan apresiasi. Karena hal ini menunjukkan bahwa semangat menulis masyarakat sudah berkembang. Mereka tidak hanya berperan sebagai penikmat buku, tapi juga mampu menuliskan apa-apa yang didapat dari membaca. Meminjam istilah Hernowo, mereka berusaha “mengikat makna”.

Lalu apa tujuan seseorang menulis? Pertanyaan mendasar ini mungkin sering kita dengar di beberapa pelatihan penulisan, atau dari seorang kawan yang mengetahui kita mempunyai aktivitas menulis. Helvy Tiana Rosa dalam bukunya Segenggam Gumam (Syaamil, 2003) menulis, setidaknya ada tiga tujuan seseorang menulis: nasyrul fikrah (menyebarkan pemikiran), tanmiyatil kaffah(mengembangkan kemampuan) dan kasbu al-ma’isyah (menambah penghasilan).

Pertama, menyebarkan pemikiran. Hal ini lazim menjadi tujuan seseorang dalam menulis. Karena sejatinya menulis memang untuk berbagi pengetahuan dan informasi dengan orang lain. Inilah yang menjadi alasan bahwa siapa saja bisa menjadi seorang penulis. Entah dia seorang dokter, dosen, guru, buruh pabrik, bahkan seorang penyapu jalanan pun bisa menjadi penulis. Bukankah menulis memang aktivitas yang memerdekakan seseorang untuk menyampaikan apa saja yang ada dalam pikirannya? Seorang guru bisa menulis tentang pendidikan, baik hasil pengamatannya tentang sistem pendidikan di negeri ini, atau tentang pahit getir pengalamannya selama terjun di dunia pendidikan. Begitu juga seorang dokter bisa menjadi penulis dengan tujuan berbagi ilmu tentang dunia kesehatan, pentingnya pendidikan seks bagi remaja, atau tema-tema lain seputar dunia kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat.

Ada banyak tema yang bisa dibidik seseorang untuk menulis. Seperti Andrea Hirata yang mengabadikan pengalaman pahitnya pada masa anak-anak ketika sekolah di SD Muhamadiyah di pedalaman Belitong, dalam novel tetralogi fenomenalnya Laskar Pelangi yang sempat menyedot perhatian semua kalangan karena novel ini mengangkat tema pendidikan kaum tertindas.

Kedua, mengembangkan kemampuan. Tujuan ini juga bisa diterapkan dalam menulis. Yaitu bagaimana kita mampu mengembangkan kemampuan menulis dengan banyak berlatih, bergabung dengan komunitas penulis atau aktivitas lain yang ada relevansinya dengan kepenulisan. Terbukti banyak orang yang sebelumnya tidak pernah menulis mampu mengembangkan kreatifitas menulisnya setelah menghadiri sebuah acara bedah buku atau setelah berkumpul di paguyuban penulis. Ini membuktikan bahwa seorang penulis harus bisa memperluas pergaulan, terutama di dunia maya. Karena saat ini hampir semua penulis sudah tidak “gaptek”. Minimal mereka sudah bisa mengirim karyanya ke media dengan fasilitas email yang sudah menjadi “keharusan” bagi hampir semua media karena sifatnya yang praktis. Beda dengan dulu ketika penulis harus mengirimkan karyanya lewat jasa pos.

Tujuan ketiga, menambah penghasilan. Ini tidak bisa dinafikan oleh seorang penulis, bahwa menulis akan mendatangkan penghasilan. Tentu ini berlaku bagi para penulis yang sudah mampu menembus media atau penerbit. Apakah tidak berlebihan jika kita mengharapkan upah atau honor? Wajar jika sebuah media menghargai penulis dengan honorarium yang pantas, karena menulis adalah aktivitas memeras pikiran dan juga menyita waktu. Sudah sepantasnya para penulis mendapat honor dari tulisannya yang dimuat media.

Lalu bisakah kita kaya dari menulis? Inilah yang mungkin menjadi salah satu pemicu seseorang dalam menulis; menulis karena ingin kaya! Mimpi itu bisa terwujud jika memang kita serius menulis. Misal, kita bisa menembus satu atau dua media setiap minggu, kita akan mendapatkan honor yang lumayan dari media. Apalagi kalau kita sudah terjun dalam penulisan buku yang memang cukup menggiurkan untuk ukuran seorang penulis. Terutama jika kita bisa menerbitkan buku yang punya nilai jual tinggi alias mampu menembus angka penjualan yang fantastis sehingga karya tersebut diklaim best sellerkarena berkali-kali cetak ulang. Seperti Habiburrahman el-Syirazy dan Andrea Hirata yang konon mampu mengantongi milyaran rupiah dari royalti buku-bukunya.

Tapi sebaliknya, seorang penulis akan gigit jari ketika karyanya tak bergerak di pasaran. Royalti yang diharapkan pun tak juga mengalir ke rekeningnya. Padahal sudah banyak karyanya yang diterbitkan. Atau seorang penulis yang tak pernah menerima honor karena ulah media “nakal” yang tidak mau membayar atas karya-karyanya yang dimuat.

Pertanyaannya, apakah dengan begitu kita termasuk penulis yang matrealistis?

Seorang penulis yang serius menulis dan mampu mempertahankan idealismenya sebagai penulis, suatu saat akan menuai sesuatu yang diharapkan. Mungkin setahun, lima tahun, bahkan sepuluh tahun yang akan datang, eksistensinya sebagai penulis akan terwujud. Tentu dengan kemampuan yang selalu diasah dan pantang menyerah.

*) Pembina Komunitas Penulis Santri PP Mathlabul Ulum, Sumenep.