Oleh: Finza H. *
Judul :
Aku Ingin Sekolah
Pengarang : Muktia Lestari, dkk
Tahun : Cetakan Pertama, Juni 2012
Penerbit : Pohon Cahaya (AMB Publishing)
ISBN : 978-602-9485-35-6
KARENA
AKU HARUS SEKOLAH
Sekolah adalah kebutuhan dari setiap
kita. Tak seorang pun yang ingin dirinya menjadi orang yang bodoh. Sebab itulah
para orangtua ingin anaknya bisa terus melanjutkan pendidikannya hingga ke
jenjang yang tinggi. Namun di era globalisasi seperti saat ini, sekolah menjadi
suatu angan-angan bagi sebagian besar dari kita, karena tingginya biaya
pendidikan saat ini.
Fenomena putus sekolah karena
mahalnya biaya bukan menjadi fenomena baru lagi bagi di negeri ini. Bisa kita
lihat mereka yang tinggal jauh dari kota, hanya sebagian kecil saja yang mampu bersekolah itu pun di sekolah yang
berfasilitas seadanya. Inilah potret suram pendidikan negeri ini. Mengingat
peliknya problema ini, komunitas Ayo Menulis Buku (AMB) tergerak untuk
menghadirkan buku yang menyajikan tema tentang masalah pendidikan.
Buku “Aku ingin Sekolah” ini berisi
kumpulan kisah perjuangan seorang yang ingin melanjutkan pendidikan khususnya
melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Menariknya, sebagian besar kisah dalam buku
ini merupakan kisah nyata dari penulis. Bahasa yang disajikan pun sederhana
sehingga dapat menyentuh hati.
“Kalau gak ada uang, ya berhenti
saja…”
Begitulah kalimat pembuka kisah yang berjudul ‘Anatara Ibu, Ayah, dan Sekolah’ yang merupakan salahsatu kisah menarik yang tersaji dalam buku ini. Kisah yang ditulis oleh Molzania ini, menceritakan tentang perjuangannya untuk bisa meneruskan sekolah. Keluarganya hanya mampu mengharapkan bantuan dari kakak-kakak ibunya. Ayahnya adalah lulusan Universitas Indonesia (UI) dan berbagai penghargaan menulis tingkat internasional pun sudah didapatnya. Namun pada tahun 1995 ayahanya dipecat dari pekerjaannya menjadi wartawan saat itu. Mirisnya lagi penulis menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang yang kurang bertanggungjawab hingga akhirnya ibunya lah yang harus banting tulang mencari biaya untuk memenuhi biaya sekolahnya. Sampai pada akhirnya ibunya terkena penyakit Aneurisma-sejenis penyakit pecah pembuluh darah.
Begitulah kalimat pembuka kisah yang berjudul ‘Anatara Ibu, Ayah, dan Sekolah’ yang merupakan salahsatu kisah menarik yang tersaji dalam buku ini. Kisah yang ditulis oleh Molzania ini, menceritakan tentang perjuangannya untuk bisa meneruskan sekolah. Keluarganya hanya mampu mengharapkan bantuan dari kakak-kakak ibunya. Ayahnya adalah lulusan Universitas Indonesia (UI) dan berbagai penghargaan menulis tingkat internasional pun sudah didapatnya. Namun pada tahun 1995 ayahanya dipecat dari pekerjaannya menjadi wartawan saat itu. Mirisnya lagi penulis menceritakan bahwa ayahnya adalah seorang yang kurang bertanggungjawab hingga akhirnya ibunya lah yang harus banting tulang mencari biaya untuk memenuhi biaya sekolahnya. Sampai pada akhirnya ibunya terkena penyakit Aneurisma-sejenis penyakit pecah pembuluh darah.
Masih banyak lagi kisah menyentuh
lainnya yang terangkum dalam buku terbitan pohon cahaya ini, karena buku ini
ditulis oleh 28 orang penulis yang berasal dari berbagai kota di Indonesia.
Kisah-kisah yang diharapkan mampu mengetuk nurani para pembaca, pun di dalamnya
terdapat surat-surat yang berisikan nasehat agar mereka yang mampu melanjutkan
pendidikan hingga jenjang yang tinggi untuk selalu bersyukur dan memanfaatkan
kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Dan tidak hanya itu, buku ini juga
dilengkapi dengan beberapa puisi yang berkaitan dengan sekolah.
Buku ini sangat cocok untuk remaja
karena dapat memberikan semangat dan motivasi dalam belajar. Juga cocok dibaca
oleh semua kalangan. Selamat Membaca!
*Salahsatu tulisannya dimuat juga di dalam buku ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar