Sabtu, 09 Maret 2013

Info buku "Sehat dan Sukses Pranikah"

Info buku "Sehat dan Sukses Pranikah"

Pirman

Kali ini, ingin twit bocoran isi buku 'Sehat & Sukses Pranikah' dari bab tentang hubungan pernikahan dengan kesehatan. Penelitian ttg hub antara pernikahan & kesehatan sebenarnya sudah dilakukan sejak awal abad 19.

Hingga kini, masih menarik untuk dikaji. Faedah yang coba ditonjolkan juga kian banyak, mengingat penelitian sebelumnya acapkali menunjukkan korelasi positif antara pernikahan dengan beragam sisi kesehatan yang dikaji.

Tengoklah pada sisi kesehatan mental dan imunitas tubuh. Psikolog University of Otago, New Zealand, Kate Scott mengatakan orang yg menikah miliki daya tahan tubuh lebih tinggi terhadap penyakit5. Lewat penelitiannya yg dipublikasikan dalam Jurnal of Psychological Medicine, disampaikan pula bahwa pernikahan memberikan keuntungan bagi kesehatan mental pasangan suami istri.


Dibandingkan yg tdk pernah menikah, pasangan menikah cenderung jauh dari gangguan kejiwaaan. Kecenderungan depresi meningkat 9 kali lipat pada seseorang yang sendiri. Hal senada juga diungkapkan Ross dalam penelitiannya pada 1990.


Dario Maestripieri, Professor dalam Comparative Human Development di University of Chicago menemukan bukti senada. Meskipun, gejolak rumah tangga mendatangkan kondisi stres tersendiri, tapi kedewasaan mental yang tertempa darinya menjadikan orang yang telah menikah lebih bijak dan stabil dalam mengarungi kehidupan.


Penelitian yang dilakukannya melibatkan 500 mahasiswa master (S2) yang diberikan serangkaian permainan komputer dengan stresor tinggi. Dari 500 mahasiswa tersebut, terdapat 40% pria dan 53% wanita yg telah menikah. Peneliti kemudian mengumpulkan sampel ludah (saliva) untuk mengukur kadar kortisol–hormon yg jika meningkat dalam kadar tertentu menunjukkan kondisi stres–, sebelum & sesudah permainan. Hasilnya, pria dan wanita yang belum menikah memiliki kadar kortisol lebih tinggi daripada yang telah menikah.



Pada jantung, Kathleen B. King, PhD, RN, dari University of Rochester, New York menyimpulkan, saat harus menjalani operasi bypass, arteri koroner, peluang seseorang yang telah menikah untuk bertahan hidup 15 tahun setelahnya adalah sebesar 2,5 kali dibanding orang-orang yang tidak menikah.


Angka ini akan meningkat saat pernikahan tersebut dipenuhi kebahagiaan. Terhadap tekanan darah seseorang, Brian Baker menemukan, kian bahagia pernikahan, potensi tekanan darah tinggi kian sedikit.


Faktor tekanan darah ini juga diteliti oleh Prof Julianne Holt-Lunstad dari Brigham Young University, di mana pria dan wanita yg bahagia dengan pernikahannya memiliki tekanan darah 24 jam lebih rendah dan stabil dibanding mereka yang sendiri. Pengujian dilakukan dengan memasang alat pencatat dan pengukur tekanan darah portabel selama 24 jam yang menempel pada pakaian mereka.


Yang unik, selama ini diketahui hubungan sosial juga berefek positif pada kestabilan mental. Kala hubungan sosial disertakan dalam uji tekanan darah tersebut, hasilnya tetap saja tak bisa menguatkan mereka yang sendiri bila dibandingkan yang telah menikah. Kajian yang lebih luas dilakukan oleh dua peneliti, John Gottman, PhD dan Scott Haltzman, MD. Gottman menemukan, dengan menikah, kesehatan mental lebih ideal, berupa depresi berkurang, gangguan cemas atau psikotik minimal, sedikitnya stres pasca trauma. Juga pada kesehatan fisik yang lebih baik: ketahanan infeksi, serta berkurangnya peluang meninggal karena kanker, sakit jantung, dll.



Sementara Haltzman, profesor psikiatri dari Brown University melaporkan hasil identik. Senada dengan Gottman, kajiannya juga luas. Mulai dari kemampuan bertahan hidup hingga peluang lebih lama meninggal dunia.

Orang yang tidak menikah, kemungkinan dirawat di rumah sakit meningkat 2 kali lipat. Saat ia mengalami gangguan jantung, peluangnya untuk hidup jika telah menikah mencapai 4 tahun lebih lama.


Demikian pula dalam terapi kanker, status pernikahan memberi peluang kesembuhan 8-7% lebih baik dibanding yang tidak, hal ini setara dengan ketahanan pada usia 10 tahun lebih muda. Terkait peluang hidup telaah Gottman menemukan, wanita yang menikah, peluang kematiannya lebih rendah 50%. Sedang pada pria, mereka yang berusia 48 tahun berpeluang 90% mencapai usia 65 jika telah menikah, berbanding 60–70% saat pria itu memilih melajang.



Sejatinya masih banyak lagi hasil penelitian yang memberi bukti manfaat kesehatan pernikahan. Tapi, kiranya pemaparan singkat ini sudah menjadi bukti tak terbantahkan. Saat dirangkum, mereka yang menikah mentalnya lebih stabil, fisiknya lebih kuat, jantung dan pembuluh darahnya lebih sehat, dan usianya berpeluang lebih lama. Dan idealnya jika ragam manfaat tersebut kita percepat dengan menyegerakan diri untuk menikah.

sumber : http://chirpstory.com/li/47641

Tidak ada komentar:

Posting Komentar