Senin, 06 Agustus 2012

Memaknai Ramadhan dengan Diam dan Gerak

Memaknai Ramadhan dengan Diam dan Gerak
Prito Windiarto*
Ramadhan. Bulan penuh barokah yang dinantikan kehadirannya kini menyapa. Bulan dengan lipatganda pahala ini tak boleh terlewat tanpa makna. Kita selajimnya mengisi ramadhan dengan hal yang bermanfaat. Saya teringat pesan Edvan Muhammad Kausar (Motivator muda Asia Tenggara kelahiran Tasikmalaya) di sebuah acara televisi, ia mengatakan, ramadhan harus diisi dengan berdiam dan bergerak.
            Berdiam dan bergerak? Bukankah keduanya hal  yang kontradiktif bagaimana mungkin dipersatukan? Mungkin pertanyaan itu bergelayut di benak kita. Edvan pun menjawabnya dengan penjelasan. Diam, maksudnya kita berdiam menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Kita berdiam menahan hawa nafsu dari perbuatan yang bisa merusak ganjaran puasa seperti ghibah, dan lain sebagainya.
            Bergerak maksudnya kita berusaha sungguh-sungguh untuk melakukan kebajikan-kebajikan. Mengisi ramadhan dengan kegiatan-kegiatan positif. Memakmurkan masjid, menyantumi yang kurang mampu, bakti sosial, dsb.
            Mari maknai ramadhan dengan diam dan gerak!

*Divisi Humas & FSLDK Lembaga Dakwah Kampus Raudlatul Muttaqin Universitas Galuh,
Santri Ponpes Arrahmaniyyah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar