Jumat, 25 Maret 2011

Lilian dan sang maestro

Lilian dan sang maestro
by : Binta Al mamba

Pagi di dapurku..
Seperti biasanya beraktivitas dengan kompor , cobek wa akhowatuha ila akhir :D
Jam enam teng... dari radio yang kunyalakan, suara kyai jamaluddin ahmad, pengajian kitab Hikam sudah berakhir. Saatnya ganti chanel ke gita FM. Acara kesayanganku juga akan segara dimulai.
Gita inspirasi pagi. Selalu dibuka dengan cerita-cerita inspiratif dan motivasi.
Hmm pengen aja berbagi cerita itu dengan teman-teman.
Begini ceritanya...
Ada seorang gadis bernama lilian yang suka menari. Dia punya mimpi untuk menjadi penari terkenal dan bisa berkeliling dunia dalam berbagai pertunjukan besar. Karena itu setipa hari dia giat berlatih dan berlatih.
Pada suatu hari lilian mendengar bahwa akan ada seorang maestro tari yang akan singgah di kota tempat tinggalnya. Sang maestro sudah sering mengorbitkan anak-anak berbakat menjadi penari terkenal. Maka dengan segala upaya Lilian mencari dan mendatangi maestro tari itu.
“Tuan tolong lihatlah sebentar saya menari dan nilailah apakah tarian saya bagus atau jelek..” pinta Lilian.
“Baiklah Nona saya ada waktu sepuluh menit. Mulailah menari..!” jawab sang maestro.
Maka mulailah Lilian menari dengan segala kemampuan yang ia kuasai. Setelah usai, sang maestro tidak berkata apa-apa malah pergi meninggalkan Lilian sendiri.
Lilian jatuh terduduk. Bertanya-tanya dalam hati.. ‘apakah tariannya benar-benar jelek sehingga sang maestro atk mengatakan komentar apa-apa..’ akhirnya dia meninggalkan tempat itu dengan hati hancur. Ia bertekad membuang mimpinya jauh-jauh karena dia merasa benar-benar tak berbakat.
Waktu pun berlalu. Si gadis Lilian akhirnya menikah dengan seorang pemuda. kemudian dikaruniai 3 orang anak. Namun rumah tangganya tak berjalan mulus. Akhirnya mereka bercerai dan Lilian harus menjadi janda yang harus bekerja sendiri menghidupi 3 anak yang ikut dengannya.
Untuk bertahan hidup Lilian bekerja menjadi pelayan di sebuah restoran.
Tanpa diduga di restoran tempatnya bekerja, datang seorang tamu yang pernah dikenal oleh Lilian. Ya.. sang maestro yang pernah dicarinya...
Dan dengan hati diliputi penasaran atas peristiwa masa lalunya. Lilian memberanikan diri bertanya.
“Tuan.. masih ingatkan anda dengan saya, beberapa tahun lalu saya pernah menari di depan anda karena ingin tau penilaian dari anda..” setelah mengamati sejenak. Sang maestro pun mengangguk.
“Apakan tarian anda sangat jelek sehingga tuan tidak memberikan tanggapan apa-apa malah pergi begtu saja..”
Sang maestro tersenyum..
“Nona, sebenarnya tarian anda dulu sangat indah. Sungguh saya tak pernah melihat tarian seindah itu. Dan saya pergi sebentar ingin mengambil kartu nama agar mempermudah kita untuk bertemu lagi... tapi setelah saya kembali ternyata anda sudah pergi..” jelas sang maestro.
“Ini tidak adil...!!” teriak Lilian sangat kecewa dengan kenyataan yang baru saja diketahuinya.
“Kenapa waktu itu anda sedikitpun tidak memuji atau memberikan sedikit kata-kata yang menyemangati saya..?? sehingga saya harus menghancurkan mimpi saya sendiri. Seharusnya saya sudah bisa keliling dunia dan tidak menjadi pelayan restoran seperti ini...” ucap Lilian sambil menangis.
“Nona, kenapa anda hanya berpatokan pada penilaian saya..? harusnya anda tidak boleh terpengaruh pada pujian atau penilaian seseorang. Harusnya anda tetap fokus mengejar mimpi anda dengan penuh keyakinan. Peluang tidak hanya lewat saya. Sungguh masih banyak yang lain...” setelah selesai berkata sang maestro itu pergi meninggalkan restoran.
*** *** ***
Wow..
Pagi yang indah kan..
Kenapa ikta harus terpaku dan terbawa perasaan pada komentar orang berupa pujian atau kritikan.
Kalau aku masukkan dalam ranah tulis menulis. Penggenggam cita menjadi penulis. Sungguh tepat sekali cerita lilian tadi untuk dijadikan pelajaran. Jangan pernah menyerah... apaun hasil yang kita peroleh dari tulisan yang kita publish, kita ikutkan lomba, kita kirim ke media atau kita tawarkan ke penerbit. Jangan pernah menjadi alasan untuk menghancurkan mimpi yang kita bangun sendiri *dengan susah paya pastinya*
Apabila note yang kita posting dapat banyak kritikan, telan saja sebagai pil yang menyehatkan untuk karya selanjutnya. Lomba yang gak pernah menang.. angap saja jurinya mungkin gak sama seleranya sama kita hehehe. Nggak pernah nembus dari media. Nggak lolos audisi dari penerbit.. dan kesemuanya terjadi BERKALI-KALI... anggap itu tantangan. Seru kan kalo bisa menaklukkan tantangan.
Kadang ada juga yang menilai bahwa karya kita ‘jalan di tempat’ alias gak ada peningkatan kwalitas. Lantas..? kalau nggak bisa selangkah maju. Gpp lah jalan ditempat asal jangan berhenti, diam apalagi mundur. Jalan di tempat dengan tetap menggenggam semangat dan terus belajar. Keren kan...
Maka, plis deh jangan sampai kejadian Lilian menimpa kita. amit-amit ehehehe..
Semangats..
Radio masih menyala. Dua penyiar gokil mulai ngoceh diskusi berita teupdate tentang timnas dan bola sambil diselingi alunan musik rancak penyemangat pagi.
Masak pun lanjuuut...

1 komentar: