Sabtu, 07 Agustus 2010

Mozaik 4 The next hamka

Kuseruput teh hangat buatan istriku , rileks.. beruntung sekali mendapat istri yang berbakti seperti dia baru melahirkan tapi masih sempat-sempatnya membuatkan abang-nya ini teh hangat.
Seperti biasa ahad pagi selepas subuh dan tilawah qur’an aku duduk di kursi beranda rumah, ditemani teh hangat membaca buku, ada yang berbeda dipagi ini: bacaanku, biasanya buku-buku agama, kali ini sebuah fiksi, novel lebih tepatnya. sebenarnya aku tidak telalu suka membaca novel, terlalu mengada-ada dan membosankan. Hanya tetralogi laskar pelangi saja yang pernah ku-khatamkan, maklum
Tapi entahlah untuk novel yang kubaca ini aku begitu antusias, puluhan halaman kulahap tak tahu kenapa aku se-enjoy ini, alur cerita yang mempersonakah, bahasa yang puitis kah atau….. pengarang yang briliankah?.
Tepat ketika kubuka halaman 84 Hp berdenyit, kurogon hp diujung meja, kulihat nama penelepon di layar : Panther the next hamka. Aku tahu siapa penelepon.
“Halo assalammalaikum”
‘waalaikumsalam’ jawab suara disebrang, kami berbincang santai diselingi gelak tawa,
“akh dia masih seperti dulu, sok berwibawa sok berkuasa dan tetap belum ditemani siapa-siapa”.
Perbincangan berhenti dimenit kesebelas, cukup singkat untuk perbincangan nostalgia ngalor-ngidul dan aha…. Aku terperanjat.
“ummi- ummi!! teriaku sambil berjalan setengah berlari menuju kamar, kubuka pintu dan ….. istriku melintangkan jari telunjuk di bibirnya tangan lainnya mengusap-ngusap kepala bayi kami.
“Ah abang jangan keras-keras atuh entar si dede nangis”
“Iya dech afwan-afwan dindaku yang cuantik” ucapku mendekat, mengecup bayi kami
“Ada apa sih bang girang pisan”
“oh… Itu anu, e.. abang udah nentuin nama untuk bayi kita, seseorang telah memilih satu dari 5 nama itu”.
“Seseorang? 5 nama?” Istriku nampak mengerinyitkan dahi-bingung.
Kemudian kujelaskan tentang e-mail yang ku kirim lewat FB kepada seseorang disebrang, istriku nampak mengerti.
“oh… gitu, pantes atuh abang riang betul”
“yoi,,… ntar pas aqikah kunamai bayi kita secara resmi”.
“oya bang,,, abangkan belum memberitahu ana nama orang yang abang kirimin e-mail, yang katanya tamu spesial pada wisuda abang nanti”
“Ya rahasia atuh, kalau bisa coba tebak!”
“siapa?”
“Yang pasti sih shohib abang di Deha -Darul Hijriah, marhalah wahidah malah.
“E,,,,. Hendra kustiana, Fais azizy, Umar Syahban?”
Aku menggeleng
“Qismul I'lan ‘08”
“The next HAMKA” tambahku mantap-lantang
“oh pasti e…. akh….” tebakan istriku terhenti, si dede menangis, ia terbangun, mungkin terkejut mendengar suara lantangku atau popok bayinya basah, tak tahulah aku.
Army, 230310

Tidak ada komentar:

Posting Komentar