Kamis, 15 November 2012

MERAYAKAN TAHUN BARU YANG ISLAMI


    Perayaan tahun baru semacam sudah tidak asing lagi bagi kita. Berbicara tentang tahun baru, yang muncul di benak kita adalah kembang api, petasan, terompet dan lain sebagainya. Bahkan mayoritas dari kita banyak yang merayakannya dengan pesta dan serangkaian kegiatan lainnya. 

            Namun sedikit sekali dari kita yang paham bahwa hal di atas tidaklah dibenarkan dalam Islam. Dan kebanyakan dari kita mengetahui bahwa tahun baru itu jatuh pada tanggal 1 Januari. Padahal tahun baru dalam Islam jatuh pada 1 Muharam. Inilah kekeliuran yang fatal. Lantas pantaskah kita ikut memperingati bahkan merayakan sesuatu yang bukan bagian dari Islam. Firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 36:

            “Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.”

            Jelas sekali dari ayat di atas Allah melarang kita mengikuti sesuatu yang tidak kita ketahui terlebih mengikuti hal yang jelas banyak mudharatnya. Mulai dari permasalahan petasan. Bunyi petasan hanya dapat menanggu ketenangan orang lain, itu artinya jika kita ikut memeriahkan tahun baru dengan petasan maka kita termasuk orang yang zholim karena telah membuat orang lain terganggu. Kemudian coba kita renungkan sejenak ketika mendengar bunyi petasan, bayangkan saudara-saudara kita di Palestina, bukankah di sana mereka berada dalam situasi yang menakutkan, bunyi petasan serupa dengan bunyi bom, betapa mereka merindukan keheningan dan kedamaian, mengapa kita yang berada di lingkungan yang tenang justru membuat keributan dengan bunyi petasan yang saling silang setiap kali memasuki tahun baru.

            Berlanjut ke permasalahan pesta dan berpergian untuk merayakan tahun baru. Tentu untuk membuat sebuah pesta dibutuhkan biaya yang besar, mengapa kita mau menguras kocek hanya demi sebuah pesta untuk menyambut atau bahkan merayakan tahun baru, yang lagi-lagi pada hakikatnya itu bukan tahun baru Islam.

            “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” Demikian firman Allah dalam Al-Isra’ ayat 26-27

            Semakin jelaslah bahwa merayakan tahun baru tidak memberikan manfaat sedikitpun. Dan perlu ditegaskan kembali bahwa tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharam atau yang biasa disebut tahun baru Hijriyah. Lalu bagimana langkah merayakan tahun baru yang Islami?

            Alangkah baiknya jika momen tahun baru itu kita jadikan momen untuk mengintropeksi diri, mengingat kembali atas semua yang sudah kita perbuat selama setahun lamanya.

            “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap yang kamu kerjakan.’ (QS. 59:18)

            Tidak ada dari kita yang dapat menjamin bahwa dirinya terlepas dari dosa. Itulah sebab mengapa Allah memerintahkan kita untuk terus memuhasabah diri kita. Tidak hanya pada tahun baru saja, tetapi juga pada setiap malam. Memuhasabah diri jauh lebih bermanfaat dibandingkan merayakan tahun baru dengan petasan. Dan Allah sangat mencintai hambaNya yang bertaubat. Sebagaimana firman Allah:

            “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan memuji Tuhannya dan mereka beriman kepadaNya serta memohonkan ampunam untuk orang-orang yang beriman, seraya berkata : “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang ada padaMu meliputi segala sesuatu, maka berikanlah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan agamaMu dan peliharalah mereka dari adzab nereka.” (QS: Gafir:7)

            Setelah usai memuhasabah diri ada baiknya jika kita memanfaatkan momentum tahun baru dengan menuliskan target-target kita untuk setahun ke depan, Islam membolehkan kita menuliskan rencana kita ke depan. Meski pada akhirnya rencana Allah itu jauh lebih baik daripada rencana kita. Setiap kita pasti punya target yang berbeda, tuliskan semua target itu pada secarik kertas dengan begitu kita akan tahu apasaja yang harus kita perbuat untuk selanjutnya. Cara ini juga diharapkan dapat membuat kita lebih semangat dan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaiknya.

            Tahun baru juga seharusnya dapat mengingatkan kita bahwa maut semakin dekat. Tidak satu pun dari kita yang mengetahui kapan Allah akan memanggil kita, dan masuknya tahun baru juga memiliki arti jatah umur kita berkurang. Dengan kata lain kita dianjurkan untuk senantiasa mengingat kematian, karena kematian selalu mengintai kita.

            “Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kokoh.” (QS. An-Nisa:78)

            Hidup itu singkat siapa yang dapat menjamin kita dapat hidup sampai terbenamnya matahari. Maka alangkah bodohnya jika kita sibuk dengan urusan duniawi saja.

            Maka mari kita jadikan tahun baru menjadi momen paling penting bagi kita, momen dimana kita bergegas menuju sebuah perubahan yag lebih baik dan menyiapkan diri dengan bekal kebaikan.

*Penulis adalah Tholibat Ma’had Abu Ubaidah bin Jarrah Medan 
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar