Perayaan
tahun baru semacam sudah tidak asing lagi bagi kita. Berbicara tentang tahun
baru, yang muncul di benak kita adalah kembang api, petasan, terompet dan lain
sebagainya. Bahkan mayoritas dari kita banyak yang merayakannya dengan pesta
dan serangkaian kegiatan lainnya.
Namun
sedikit sekali dari kita yang paham bahwa hal di atas tidaklah dibenarkan dalam
Islam. Dan kebanyakan dari kita mengetahui bahwa tahun baru itu jatuh pada
tanggal 1 Januari. Padahal tahun baru dalam Islam jatuh pada 1 Muharam. Inilah
kekeliuran yang fatal. Lantas pantaskah kita ikut memperingati bahkan merayakan
sesuatu yang bukan bagian dari Islam. Firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat
36:
“Janganlah
kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawabannya.”
Jelas
sekali dari ayat di atas Allah melarang kita mengikuti sesuatu yang tidak kita
ketahui terlebih mengikuti hal yang jelas banyak mudharatnya. Mulai dari
permasalahan petasan. Bunyi petasan hanya dapat menanggu ketenangan orang lain,
itu artinya jika kita ikut memeriahkan tahun baru dengan petasan maka kita
termasuk orang yang zholim karena telah membuat orang lain terganggu. Kemudian
coba kita renungkan sejenak ketika mendengar bunyi petasan, bayangkan
saudara-saudara kita di Palestina, bukankah di sana mereka berada dalam situasi
yang menakutkan, bunyi petasan serupa dengan bunyi bom, betapa mereka
merindukan keheningan dan kedamaian, mengapa kita yang berada di lingkungan
yang tenang justru membuat keributan dengan bunyi petasan yang saling silang
setiap kali memasuki tahun baru.
Berlanjut
ke permasalahan pesta dan berpergian untuk merayakan tahun baru. Tentu untuk
membuat sebuah pesta dibutuhkan biaya yang besar, mengapa kita mau menguras
kocek hanya demi sebuah pesta untuk menyambut atau bahkan merayakan tahun baru,
yang lagi-lagi pada hakikatnya itu bukan tahun baru Islam.
“Dan
berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya.” Demikian firman Allah dalam Al-Isra’ ayat 26-27
Semakin
jelaslah bahwa merayakan tahun baru tidak memberikan manfaat sedikitpun. Dan
perlu ditegaskan kembali bahwa tahun baru Islam jatuh pada 1 Muharam atau yang
biasa disebut tahun baru Hijriyah. Lalu bagimana langkah merayakan tahun baru
yang Islami?
Alangkah
baiknya jika momen tahun baru itu kita jadikan momen untuk mengintropeksi diri,
mengingat kembali atas semua yang sudah kita perbuat selama setahun lamanya.
“Wahai
orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap setiap
orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap yang kamu kerjakan.’ (QS. 59:18)
Tidak
ada dari kita yang dapat menjamin bahwa dirinya terlepas dari dosa. Itulah
sebab mengapa Allah memerintahkan kita untuk terus memuhasabah diri kita. Tidak
hanya pada tahun baru saja, tetapi juga pada setiap malam. Memuhasabah diri
jauh lebih bermanfaat dibandingkan merayakan tahun baru dengan petasan. Dan
Allah sangat mencintai hambaNya yang bertaubat. Sebagaimana firman Allah:
“(Malaikat-malaikat)
yang memikul ‘Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya bertasbih dengan
memuji Tuhannya dan mereka beriman kepadaNya serta memohonkan ampunam untuk
orang-orang yang beriman, seraya berkata : “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu yang
ada padaMu meliputi segala sesuatu, maka berikanlah ampunan kepada orang-orang
yang bertaubat dan mengikuti jalan agamaMu dan peliharalah mereka dari adzab
nereka.” (QS: Gafir:7)
Setelah
usai memuhasabah diri ada baiknya jika kita memanfaatkan momentum tahun baru
dengan menuliskan target-target kita untuk setahun ke depan, Islam membolehkan
kita menuliskan rencana kita ke depan. Meski pada akhirnya rencana Allah itu
jauh lebih baik daripada rencana kita. Setiap kita pasti punya target yang
berbeda, tuliskan semua target itu pada secarik kertas dengan begitu kita akan
tahu apasaja yang harus kita perbuat untuk selanjutnya. Cara ini juga
diharapkan dapat membuat kita lebih semangat dan dapat memanfaatkan waktu
dengan sebaiknya.
Tahun
baru juga seharusnya dapat mengingatkan kita bahwa maut semakin dekat. Tidak
satu pun dari kita yang mengetahui kapan Allah akan memanggil kita, dan
masuknya tahun baru juga memiliki arti jatah umur kita berkurang. Dengan kata
lain kita dianjurkan untuk senantiasa mengingat kematian, karena kematian
selalu mengintai kita.
“Dimanapun
kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam
benteng yang tinggi dan kokoh.” (QS. An-Nisa:78)
Hidup
itu singkat siapa yang dapat menjamin kita dapat hidup sampai terbenamnya
matahari. Maka alangkah bodohnya jika kita sibuk dengan urusan duniawi saja.
Maka
mari kita jadikan tahun baru menjadi momen paling penting bagi kita, momen
dimana kita bergegas menuju sebuah perubahan yag lebih baik dan menyiapkan diri
dengan bekal kebaikan.
*Penulis adalah Tholibat Ma’had Abu Ubaidah bin
Jarrah Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar